Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima cendekiawan perempuan Mesir Nahla Sabry El-Saidy, di kediaman resmi Wapres, Jakarta, Kamis.

Sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, dalam pertemuan itu Nahla menyampaikan kepada Wapres bahwa dirinya sebelumnya menghadiri Konferensi Moderasi Beragama Asia-Afrika dan Amerika Latin yang digelar, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/12).

Nahla yang juga menjabat sebagai Direktur Markaz Tathwir di Pusat Pengembangan Pelajar dan Mahasiswa Asing Al-Azhar, mengungkapkan pemikirannya yang ia sampaikan dalam forum internasional tersebut.

Menurutnya, sebagai upaya memberikan ruang bagi perempuan dalam menggali potensi untuk berkontribusi mencari solusi isu-isu global, serta mendukung kesetaraan gender yang sesuai dengan syariah Islam, maka perlu dibentuk Majelis Ulama Perempuan Global, termasuk di Indonesia.

“Di Pakistan sudah dibentuk majelis seperti ini, saya harap di semua negara-negara berpenduduk Muslim (termasuk Indonesia) juga membentuk majelis yang sama, karena setiap lokasi punya permasalahan berbeda,” usulnya.

Meskipun saat ini banyak perempuan yang sudah menduduki posisi penting, namun Nahla menilai, masih banyak yang belum memahami konsep sesungguhnya tentang perempuan dalam Islam.

“Dalam forum yang saya hadiri, masih ada yang menyampaikan kesetaraan perempuan yang zalim. Yang saya harapkan di sini adalah kesetaraan yang tidak bias dan tidak zalim,” jelas Nahla.

“Kami mengharapkan majelis perempuan ini yang akan memetakan dan merumuskan cara berpikir Muslimah yang sesuai dengan Islam,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Wapres mendukung dibentuknya Majelis Perempuan Global. Wapres berharap pihak Al-Azhar dapat menginisiasi konsep dan pemikiran pembentukan majelis itu, agar secara teknis dapat dilakukan oleh pihak di Indonesia.

“Saya berharap wanita memahami berbagai masalah. Kita harus mempersiapkan wanita-wanita hebat yang selain menguasai agama, juga paham ekonomi. Bahkan kita sedang fokus di sektor ekonomi syariah. Saya ingin banyak wanita yang paham betul (tentang ekonomi syariah),” harap Wapres.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga menyampaikan apresiasi kepada Al-Azhar karena telah memberikan penghargaan kepadanya atas kontribusi membumikan Islam wasathiyyah.

“Saya senang sekali saya dapat penghargaan dari Syaikhul Al-Azhar tentang Islam wasathiyyah. (Penghargaan diberikan) langsung dari Syeikh Al-Azhar,” ucapnya.

Sebagai informasi, Nahla Sabry El-Saidy terpilih sebagai 50 wanita paling berpengaruh di Mesir, karena ia dinilai telah banyak memberi kontribusi luar biasa dalam pengembangan proses belajar mahasiswa asing Al-Azhar.

Nahla adalah putri dari ulama Al-Azhar Syeikh Sabry Qutb El-Saidy. Ia pernah diangkat sebagai Wakil Dekan Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab untuk Perempuan di Kairo dan Dekan Fakultas Ilmu Islam untuk Pelajar Asing di Nasr City pada Januari 2019. Ia termasuk wanita pertama yang ditunjuk Al-Azhar dalam sejarah Mesir dalam jabatan ini.

Nahla adalah ulama perempuan yang menentang pernikahan di bawah umur dan mendukung perjalanan perempuan tanpa mahram. Ia melahirkan banyak buku, di antaranya Adwa Al-Bayan dan Al-Azhar di Masa Lalu dan Masa Kini.

Hadir mendampingi Wapres dalam pertemuan ini, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, dan Asisten Staf Khusus Wapres Sholahudin Al-Aiyub.
Baca juga: Wapres: Revolusi mental tak semudah seperti membalikkan telapak tangan
Baca juga: Wapres sebut narasi politik singgung ibadah bentuk perilaku kekanakan
Baca juga: Wapres ajak pegang teguh nilai integritas, etos kerja & gotong royong



 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023