Phnom Penh (ANTARA) - Universitas Teknologi dan Sains Kamboja-China (CamTech) diresmikan di Phnom Penh pada Rabu (20/12), menargetkan untuk memberikan kesempatan kepada para talenta muda agar dapat menerima pendidikan tinggi.

Berbicara pada acara tersebut, Menteri Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kamboja Hang Chuon Naron mengatakan bahwa universitas tersebut akan memainkan peran penting dalam membantu mengembangkan sumber daya manusia di Kamboja, khususnya di bidang sains dan teknologi.

"Universitas ini merupakan pencapaian baru dari kerja sama Kamboja-China dalam pengembangan sumber daya manusia, sekaligus merupakan bukti kuat dari kontak pertukaran antarmasyarakat Kamboja-China," ujarnya.

"Saya percaya bahwa universitas ini akan menjadi tempat sakral yang dapat mengubah nasib para mahasiswa dan mewujudkan impian mereka," imbuhnya.

Naron mengatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tinggi di bidang sains dan teknologi merupakan strategi penting dalam pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan pembangunan Kamboja, yaitu menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas per 2030 dan negara berpenghasilan tinggi per 2050.

Menurut Naron, negara Asia Tenggara tersebut saat ini memiliki 132 institusi pendidikan tinggi, sebuah peningkatan yang signifikan dari hanya delapan institusi pada 1997 silam.

Universitas itu didirikan bersama oleh Federasi Khmer-China di Kamboja dan Universitas Kejuruan Teknologi Industri Nanjing.

Rith Sovandalin (20), mahasiswa ilmu data (data science) di universitas yang baru saja diresmikan tersebut, mengatakan bahwa universitas itu merupakan harta karun pengetahuan bagi para mahasiswa, khususnya di bidang sains dan teknologi.

"Institusi ini dilengkapi dengan laboratorium eksperimental dan menyediakan jurusan teknologi modern, yang paling dibutuhkan di pasar kerja Kamboja," ungkapnya kepada Xinhua. "Jumlah ilmuwan data (data scientist) di Kamboja tidak banyak, jadi saya berharap saya akan menjadi talenta yang berharga bagi Kamboja di bidang ini setelah saya lulus."

Te Senghok (22), mahasiswa arsitektur di Universitas Teknologi dan Sains Kamboja-China, mengatakan bahwa universitas ini menempatkan fokus utama pada teknologi dan karakteristiknya lebih modern dibanding institusi lain di negara kerajaan tersebut.

"Saya berharap ketika saya lulus, saya akan mendapatkan keterampilan khusus yang saya sukai, dengan gelar berlevel internasional, sehingga saya bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah," katanya kepada Xinhua.

Berlokasi di Kota Satelit Chroy Changvar di Distrik Chroy Changvar, Phnom Penh, kampus universitas itu memiliki gedung utama universitas, fasilitas-fasilitas mutakhir, laboratorium eksperimental, taman, dan kantin. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023