Paris (ANTARA) - Sudah waktunya mengupayakan gencatan senjata di Gaza, dan menghukum pemukim ilegal Yahudi yang mengancam perdamaian di Tepi Barat, kata Presiden Prancis, Kamis (21/12).

Berbicara di pangkalan militer tempat tentara Prancis ditempatkan di Yordania, Emmanuel Macron mengatakan pada wartawan bahwa stabilitas keamanan "di bawah ancaman."

"Saya tidak melupakan tragedi kemanusiaan di Gaza," kata Macron, menekankan bahwa gencatan senjata di wilayah kantong yang terkepung harus dilakukan untuk membuka kembali "cakrawala politik."

Menekankan bahwa sudah waktunya untuk menghukum para pemukim Yahudi yang mengancam perdamaian di Tepi Barat, dia mengatakan negaranya sedang berusaha mencegah konflik di wilayah tersebut menyebar lebih jauh.

Dia mengatakan "setiap nyawa tak berdosa yang dicuri adalah sumbangan bagi fanatisme hari ini dan besok."

"Ancaman Houthi terhadap kebebasan navigasi di Laut Merah tidak dapat diterima," katanya, mengacu pada serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal komersial yang dikatakan terkait dengan Israel, dan menambahkan bahwa terdapat tentara Prancis di banyak negara di wilayah tersebut.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober yang dilakukan oleh Hamas, yang menewaskan hampir 20 ribu warga Palestina yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 52 ribu orang lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.

Juga terjadi kerusakan luas pada rumah-rumah dan infrastruktur lainnya, selain kekurangan makanan, air dan obat-obatan.

Israel mengatakan bahwa 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Macron: Memerangi terorisme bukan berarti membumihanguskan Jalur Gaza.
Baca juga: Inggris, Prancis serukan gencatan senjata berkelanjutan di Gaza
Baca juga: Prancis akan tindak pemukim Israel yang serang warga Palestina

 

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023