Dubai (ANTARA News) - Wakil pemimpin Alqaida Ayman Zawahiri, Kamis, memperingatkan bahwa kelompoknya tidak akan diam dan menonton pemboman Israel atas Libanon dan Palestina, dan menyeru Muslim membalas serangan terhadap negara mereka. Zawahiri, dalam rekaman video siaran televisi Aljazirah itu, tidak mengatakan bagaimana Alqaida akan menanggapi pertempuran tersebut. "Bagaimana kita dapat tetap diam sambil menonton bom menghujani warga kita," katanya mempertanyakan. "Muslim di mana pun, saya seru Anda bertempur dan menjadi pahlawan dalam perang melawan Zionis," kata Zawahiri dalam pernyataan berjudul "Perang Zionis atas Libanon dan Palestina". Pernyataan Zawahiri itu merupakan tanggapan pertama Alqaida, yang dikuasai Muslim Suni, atas perang Israel terhadap Libanon, yang dipicu penawanan dua serdadu negara Yahudi itu oleh kelompok gerilyawan Muslim Syiah Libanon Hizbullah. Presiden Palestina Mahmud Abbas hari Rabu, saat melakukan kunjungan resmi di ibukota Aljazair, Aljir, menyatakan serangan balatentara Israel terhadap Libanon dan wilayah Palestina adalah bencana tak tertanggulangi. "Serangan terhadap Libanon dan Palestina berjalan beriringan," kata Abbas kepada wartawan, dengan menambahkan bahwa Jalur Gaza diguncang setiap hari selama hampir satu bulan oleh serangan Israel. "Kami takkan menerima apa pun selain negara Palestina merdeka dengan perbatasan 1967 dan Al-Quds Ash-Sharif (Yerusalem) sebagai ibukotanya, penyelesaian bersama dan adil bagi masalah pengungsi dan masalah permukiman, yang kami anggap tidak sah," kata Abbas. Presiden Palestina tersebut melawat ke beberapa negara Arab. Selama kunjungan itu, ia bertemu dengan Raja Yordania Abdullah, Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika, Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Abdullah dari Arab Saudi, kata jurubicaranya, Nabil Abu Rudeina. Duapuluh empat orang Palestina, kebanyakan warga, tewas di Jalur Gaza hari Rabu, salah satu hari paling berdarah sejak Israel melancarkan serangannya hampir satu bulan lalu, menyusul penangkapan seorang prajuritnya. Sementara itu, 400 orang turun ke jalan di Aljir untuk mengecam serbuan Israel ke Libanon dan wilayah Palestina. Pertemuan di gelanggang olahraga itu diseru beberapa partai politik. Sedikit-dikitnya, 55 orang --sebagian besar warga, termasuk banyak anak-anak-- masih terkubur di bawah reruntuhan di Libanon selatan setelah lebih dari 10 hari pemboman gencar Israel, kata petugas penolong.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006