Jakarta (ANTARA) - Olahraga memainkan peran mendasar dalam proses pendidikan, pelatihan, dan disiplin, sehingga dalam memprediksi kesiapan olahraga harus melibatkan evaluasi perkembangan kognitif, sosial, dan motorik bagi anak dan remaja untuk menentukan kemampuan memenuhi tuntutan berolahraga.

Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga & Ketua Bidang Penelitian Pengembangan dan Survei Keprofesian Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) DR Dr Listya Tresnanti Mirtha, SpKO, pelatihan dan penetapan kondisi yang tepat sangat penting untuk meningkatkan keterampilan khusus dalam olahraga anak dan remaja.

“Semakin dini seorang anak berada dalam proses perkembangan pematangan, semakin kecil kemungkinan terjadinya koordinasi multi-tugas dari semua domain fungsional,” kata Listya yang akrab disapa Tata dalam seminar media bertema "Peran Olahraga untuk Tumbuh Kembang Anak secara Optimal serta Manfaat dan Cara Memilihnya" secara virtual, Jumat.

Baca juga: Anjuran usia serta manfaat berenang untuk anak-anak

Tata menjelaskan bahwa tuntutan olahraga membutuhkan integrasi fungsional dan pelaksanaan kecepatan, keseimbangan, koordinasi motorik, keterampilan visual, keterampilan kognitif, dan keterampilan motorik perseptual.

“Hal ini yang harus diketahui sehingga pemilihan olahraga dan kemampuan anak mesti betul-betul disesuaikan,” jelas dia.

Bagi anak dan remaja, penting pula memperhatikan pedoman untuk berpartisipasi dalam olahraga terstruktur meliputi aspek keamanan, kesenangan, pembelajaran, dan kebugaran yang dibedakan dengan orang dewasa.

Terkait aspek keamanan, modifikasi dan penyesuaian perlu dilakukan untuk gerakan/teknik lebih sederhana, lapangan bermain lebih kecil, waktu permainan lebih singkat, dan lawan berdasarkan berat badan. Anak dan remaja juga harus menggunakan perlengkapan dan pelindung yang sesuai, serta minum cukup cairan agar tetap dalam kondisi terhidrasi.

Sedangkan dari aspek kesenangan, Tata mengatakan bahwa spesialisasi olahraga dini akan menghilangkan kesempatan untuk mempelajari olahraga lain yang mungkin disukai oleh si anak. Pada usia anak, tujuan olahraga bukan untuk kemenangan namun untuk belajar, mengalami, dan menikmati proses di dalamnya.

Baca juga: IDAI ingatkan orang tua untuk ajak anak aktif bergerak

“Partisipasi orang tua penting, namun tidak terlalu banyak penekanan pada kompetisi atau kinerja,” jelas Tata.

Pada aspek pembelajaran, olahraga terstruktur pada anak dan remaja memberikan kesempatan untuk belajar tentang aturan, mengambil giliran, sportivitas yang baik, dan kerja sama dalam tim. Partisipasi anak dan remaja dalam olahraga terstruktur merupakan cara yang baik untuk saling melengkapi, bukan menggantikan.

Keteraturan dan pemenuhan aktivitas fisik sesuai rekomendasi, akan dapat tercapai dengan cara partisipasi anak pada olahraga terstruktur dalam bentuk permainan bebas, terstruktur, olahraga rekreasi, maupun pendidikan jasmani yang ada di kelas.

Seorang anak yang terbiasa aktif bergerak sejak dini akan mendapatkan manfaat kesehatan lebih besar sepanjang hidupnya. Selain itu, pemilihan jenis aktivitas atau latihan fisik bagi anak tetap harus selalu didasarkan pada minat dan usia dengan memahami pola aktivitas alami seorang anak.

"Membiasakan anak aktif bergerak secara rutin sejak dini sebenarnya adalah langkah mudah dan terbaik untuk mempersiapkan masa depan yang cemerlang," ucap Tata.

Baca juga: Bergerak aktif sejak masa kanak-kanak akan berpengaruh saat dewasa

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023