Dugaannya, patung Ganesha ini merupakan peninggalan saat kerajaan Mataram Hindu Kuno...
Bantul (ANTARA News) - Patung arca Ganesha setinggi 140 cm dengan lebar 65 cm yang diduga merupakan situs bersejarah ditemukan di Dusun Ironayan, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.

Peneliti Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bidang Etno Arkeologi, Hari Lelono, mengatakan berdasarkan pernak-pernik yang melekat pada patung arca Ganesha, patung itu diperkirakan berusia sekitar seribu hingga seribu seratus tahun.

"Dugaannya, patung Ganesha ini merupakan peninggalan saat kerajaan Mataram Hindu Kuno atau kemungkinan seusia dengan Prambanan, dan Cando Boko," kata Hari di sela melakukan pengecekan patung arca Ganesha.

Atas temuan ini tim peneliti akan melakukan penelusuran jejak yang diduga merupakan situs bersejarah tersebut guna memastikan usia patung Ganesha termasuk melakukan penggalian lebih lanjut untuk mencari patung padanannya.

Meski demikian, kata dia langkah awal yang akan dilakukan yakni mencermati komponen yang melekat pada patung mulai hiasan, mahkota, sementara untuk penelusuran masih menunggu hasil kajian arkeologi secara menyeluruh.

Peneliti dari Balai Arkeologi DIY Bidang Klasik, Sugeng Riyanto mengatakan penemuan patung arca Ganesha itu juga mengacu pada penemuan patung arca sebelumnya, namun ukuran patung sebelumnya hanya setinggi sekitar 60 hingga 70 cm.

"Ke depan tidak menutup kemungkinan kami akan melakukan penelusuran terhadap jejak-jejak situs bersejarah, namun langkah itu menunggu hasil dari kajian yang akan dilakukan," katanya.

Untuk itu, pihaknya juga masih harus menggali keterangan dari warga, karena selain patung Ganesha, di dusun ini juga terdapat dua situs bersejarah lainnya yang ditemukan beberapa tahun lalu yang jarak antara ketiga situs tidak lebih dari 50 meter.

Sementara itu, seorang warga setempat, Endah Budi Astuti mengatakan, patung arca Ganesha tersebut ditemukan pada Selasa (30/7)sekitar pukul 14.30 WIB yang ditemukan pekerja bangunan saat menggali saluran air.

Saat ditemukan, kata dia, patung tersebut kondisinya tidak sempurna karena tangan kanannya patah, sedangkan bagian belakang badan patung juga terpisah."Patungnya nanti mau dibawa kemana saya juga hanya pasrah," kata pemilik tanah saluran air tersebut.

Namun demikian, kata dia, warga setempat berkeinginan agar patung tersebut dilestarikan di tempat semula saat awal penemuan agar dapat dijadikan sebagai bentuk warisan cagar budaya, sekaligus media pendidikan.

Warga memperkirakan Dusun Ironayan Desa Baturetno tersebut dulunya merupakan tempat pemujaan umat Hindu. "Kepercayaan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat memang seperti itu," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013