Beirut (ANTARA News) - Pasukan keamanan Lebanon yang bekerja sama dengan Hizbullah telah menahan sekitar 50 orang yang dituduh melakukan aksi mata-mata bagi Israel dalam beberapa hari terakhir ini ketika negara Yahudi tersebut menggempur Lebanon dalam serangan dua pekan, kata beberapa sumber keamanan, Rabu. Sedikitnya 36 informan, banyak dari mereka anggota-anggota milisi pro-Israel yang sudah bubar, ditangkap di Lembah Bekaa, Lebanon timur, dan di wilayah selatan, yang diserang pemboman hebat Israel, kata mereka. Sekitar 22 informan ditangkap di Beirut dan daerah pinggiran selatan kota tersebut sebelumnya dalam konflik itu, beberapa dari mereka dituduh membantu pesawat-pesawat Israel mengidentifikasi sasaran Hizbullah. Sumber=-sumber keamanan mengatakan, 15 orang lagi ditangkap di Beirut sejak itu dan mereka telah mengakui melakukan mata-mata bagi Israel, sehingga jumlah seluruh informan yang ditangkap selama konflik itu menjadi sekitar 70. "Operasi penangkapan terus dilakukan, beberapa ditangkap ketika sedang beraksi," kata satu sumber. Beberapa mantan anggota Tentara Lebanon Selatan, kelompok pro-Israel yang bubar ketika pasukan Israel ditarik dari Lebanon selatan pada 2000, telah menjalani hukuman penjara karena bekerja sama dengan negara musuh itu, namun mereka memulai lagi kontak dengan Israel setelah dibebaskan, kata sumber-sumber itu. Hizbullah, kelompok gerilya muslim Syiah yang kini menghadapi Israel, melakukan perang gerilya pada 1990-an yang membantu mengakhiri pendudukan 22 tahun Israel atas Lebanon selatan. Para pejabat Israel kini mengatakan, mereka ingin menciptakan sebuah zona keamanan baru di Lebanon selatan yang akan mereka kuasai melalui udara namun tidak dengan pendudukan langsung, sampai pasukan internasional datang untuk mengambil alih. Perang saat ini disulut oleh penangkapan dua prajurit Israel oleh Hizbullah dalam serangan lintas-batas pada 12 Juli. demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006