PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (22/12) mengatakan bahwa serangan Israel telah menciptakan hambatan besar bagi distribusi bantuan kemanusiaan di dalam Gaza.

Banyak orang mengukur efektivitas operasi kemanusiaan di Gaza berdasarkan jumlah truk yang diizinkan untuk menurunkan muatan bantuan di perbatasan Mesir-Gaza. Ini merupakan kesalahan, kata Guterres.

"Masalah sesungguhnya adalah bahwa cara Israel melakukan serangan ini menciptakan hambatan besar bagi distribusi bantuan kemanusiaan di dalam Gaza," ujarnya kepada para wartawan.

Operasi bantuan yang efektif di Gaza membutuhkan keamanan, staf yang dapat bekerja dengan aman, kapasitas logistik, dan dimulainya kembali aktivitas komersial. Keempat faktor ini tidak ada, ungkapnya.

Keamanan untuk pengiriman bantuan tidak tersedia. Pengeboman Israel yang intens dan pertempuran yang gencar di daerah perkotaan yang padat penduduk di seluruh Gaza mengancam nyawa warga sipil dan para pekerja bantuan kemanusiaan. PBB menunggu selama 71 hari sampai akhirnya Israel mengizinkan bantuan masuk ke Gaza melalui perlintasan Kerem Shalom. Perlintasan tersebut kemudian digempur ketika truk-truk bantuan sedang berada di area itu, tuturnya.

Operasi kemanusiaan membutuhkan staf yang dapat tinggal dan bekerja dengan aman. Sebanyak 136 staf PBB di Gaza tewas dalam 75 hari, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah PBB. Tidak ada tempat yang aman di Gaza, kata Guterres.
 
   Setiap truk yang tiba di perlintasan perbatasan Kerem Shalom dan Rafah harus dibongkar muatannya, dan muatan tersebut dimuat kembali untuk didistribusikan ke seluruh Gaza. PBB memiliki jumlah truk yang terbatas dan tidak memadai untuk melakukan hal itu. Banyak kendaraan dan truk PBB yang hancur atau ditinggalkan setelah evakuasi paksa dan tergesa-gesa dari Gaza utara. Namun, otoritas Israel tidak mengizinkan truk tambahan beroperasi di Gaza. Hal tersebut sangat menghambat operasi bantuan, paparnya


Pengiriman bantuan ke wilayah utara sangat berbahaya karena adanya konflik aktif, bom yang belum meledak, dan jalan yang rusak parah. Di mana-mana, pemutusan jalur komunikasi yang sering terjadi membuat hampir mustahil mengoordinasikan distribusi bantuan, dan memberi tahu orang-orang bagaimana cara mengaksesnya, tambahnya.

Dimulainya kembali aktivitas komersial sangat penting. Rak-rak kosong, dompet kosong, perut kosong. Hanya satu toko roti yang beroperasi di seluruh Gaza, ujar Guterres. "Saya mendesak otoritas Israel untuk segera mencabut pembatasan aktivitas komersial. Kami siap meningkatkan bantuan dana tunai kepada keluarga-keluarga yang rentan, yang merupakan bentuk bantuan kemanusiaan paling efektif. Namun di Gaza, tak banyak yang dapat dibeli." 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023