Islamabad (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, dalam kunjungannya ke Islamabad, Kamis, mengundang Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Barack Obama.

"Untuk memastikan bahwa kami melanjutkan pertemuan bilateral yang penting ini di tingkat tertinggi saya atas nama Presiden Amerika Serikat menyampaikan undangan kepada Perdana Menteri Sharif untuk bertemu dengan presiden dalam suatu pertemuan bilateral dengan dia di Amerika Serikat musim gugur ini," kata Kerry.

Kerry, pejabat Amerika Serikat paling senior yang berkunjung ke Pakistan sejak Sharif terpilih pada Mei, menyampaikan hal itu setelah pembicaraan dengan pejabat senior pemerintah.

Negara pemilik senjata nuklir itu adalah sekutu penting Amerika Serikat sekalipun hubungan keduanya tidak selalu mulus dalam 12 tahun perang melawan Al-Qaeda. Salah satu perselisihan publik antara keduanya adalah terkait serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat pada kelompok gerilyawan yang dikutuk oleh Islamabad.

Kerry mengatakan kedua belah pihak telah sepakat untuk melanjutkan dialog strategis untuk mendorong "kemitraan yang lebih dalam, lebih luas dan lebih komprehensif" setelah dalam dua tahun terakhir hubungan kedua negara dilanda sejumlah krisis.

"Saya dapat memberitahu Anda dengan tegas bahwa kita berbagi visi hubungan jangka panjang dan saya percaya bahwa Perdana Menteri Nawaz Sharif adalah seseorang yang berkomitmen untuk mencoba meningkatkan hubungan itu, "kata Kerry kepada wartawan.

Washington bertekad untuk meningkatkan hubungan dengan Pakistan menjadi sebuah kemitraan penuh dan mencari cara untuk menangani "masalah-masalah individual yang telah mengganggu selama bertahun-tahun terakhir", kata Kerry. Ia menambahkan bahwa Obama telah menantikan pertemuan dengan Sharif "dalam satu bulan atau lebih mendatang di Amerika Serikat".

Hubungan Pakistan - Amerika Serikat telah membaik dari krisis yang dipicu oleh pembunuhan pimpinan Al-Qaeda Osama bin Laden oleh Amerika Serikat di Pakistan pada Mei 2011.

Meskipun dokumen-dokumen yang bocor menunjukkan pemimpin Pakistan secara pribadi mendukung pesawat tak berawak Amerika Serikat menyerang Taliban dan operasi Al Qaeda, pemerintah secara resmi
mengutuk aksi itu sebagai pelanggaran kedaulatan, demikian AFP.

(G003/M014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013