Beirut (ANTARA News) - Tujuhpuluh persen dari rakyat Libanon menyetujui penangkapan dua serdadu Israel dan lebih dari 87 persen yakin bahwa kelompok Hizbullah berhak memerangi negara Yahudi itu, kata hasil jajak pendapat hari Kamis. Penawanan serdadu Israel itu memicu kemelut saat ini sejak 12 Juli, saat kedua tentara negara Yahudi tersebut disergap oleh kelompok pejuang Syiah Libanon itu. Jajak pendapat tersebut dilakukan Pusat Penelitian dan Keterangan Beirut (BCRI), lembaga utama jajak pendapat negeri itu. Di antara warga Syiah Libanon, 96,3 persen mendukung penawanan serdadu Israel oleh Hizbullah itu, juga 73,1 persen Suni, 54,7 persen Nasrani dan 40,1 persen Druze. Sekitar 86,9 persen warga yakin Hizbullah berhak melawan serangan Israel, sementara lebih dari setengah atau 63,3 persen percaya bahwa Israel tidak akan dapat mengalahkan Hizbullah. Jajak pendapat itu dilakukan tanggal 24-26 Juli dengan 800 petanggap, tapi "error margin"-nya tidak diumumkan. Kebanyakan warga Inggris percaya bahwa tanggapan Israel atas penangkapan prajuritnya di Libanon dan Jalur Gaza berlebihan dan tak layak, kata hasil jajak pendapat YouGov, yang disiarkan suratkabar Inggris "Daily Telegraph" hari Kamis. Enampuluh tiga persen petanggap menentang, sementara 17 persen percaya negara Yahudi itu memiliki hak membela diri dari serangan roket pejuang Hizbullah di Libanon dan pejuang Hamas di wilayah Palestina. Sejumlah 49 persen dari yang ditanyai sepakat bahwa tak adil mengatakan bahwa di Libanon, Israel mengincar seluruh wilayah Libanon dan bukan hanya Hizbullah, sedangkan 23 persen berpendapat penilaian itu tak adil. Wakil pemimpin Alqaida Ayman Zawahiri hari Kamis memperingatkan bahwa kelompoknya tidak akan diam dan menonton pemboman Israel atas Libanon dan Palestina, menyeru Muslim membalas serangan terhadap negara mereka.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006