London (ANTARA) - Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, pada Selasa mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap kinerja kantor perekrutan militer yang bertugas memobilisasi pasukan dalam perang melawan Rusia.

Komentar jenderal yang jarang tampil di depan media itu muncul dalam konferensi pers pertamanya selama perang, sehari setelah parlemen Ukraina merilis rancangan undang-undang (RUU) tentang reformasi program wajib militer (wamil).

Salah satu klausul dalam RUU itu menurunkan usia warga laki-laki yang dapat dimobilisasi dari 27 tahun menjadi 25 tahun.

Publikasi RUU itu menuai kontroversi di media sosial, yang tampaknya menjadi pemicu bagi sang jenderal untuk menyampaikan pernyataan di depan pers.

"Saat ini, saya tidak puas dengan kinerja (kantor perekrutan)," katanya.

Reformasi tersebut sangat sensitif bagi penduduk Ukraina di tengah perang yang sudah berlangsung selama 22 bulan, tetapi belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Pekan lalu, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan militer telah mengusulkan untuk merekrut lagi 450.000-500.000 orang ke dalam angkatan bersenjata.

Zaluzhnyi membenarkan angka tersebut, tetapi dia mengatakan kepada media di Kiev bahwa dirinya tidak akan pernah mengungkapkan angka tersebut kepada publik.
Baca juga: Washington disebut sengaja perpanjang konflik Ukraina

Pernyataannya itu bisa menambah spekulasi di tengah masyarakat tentang adanya gesekan politik antara dirinya dan Presiden Zelenskyy.

"Saya tidak akan membahas angka-angka ini secara terbuka," kata dia.

Zaluzhnyi mengawasi upaya serangan balasan selama 2023 yang gagal merebut kembali sebagian besar wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

Namun, dia masih sangat populer di mata masyarakat Ukraina setelah berhasil mengusir pasukan Rusia dari ibu kota Ukraina pada awal 2022.

Dia juga berhasil melakukan dua serangan balasan pada musim gugur tahun itu, yang merebut kembali sejumlah besar wilayah.

"Kami memiliki tujuan yang cukup ambisius pada 2023. Saya tidak kecewa dengan besarnya (bantuan asing) pada 2023. Tentu saja, angkanya tidak sebesar (jumlah yang diminta), tetapi itu memungkinkan kami menjalankan operasi militer dengan percaya diri," katanya.

Ketegangan antara Zaluzhnyi dan Zelenskyy terungkap ke publik pada November setelah sang jenderal dikabarkan telah mengatakan bahwa perang melawan Rusia mengarah pada kebuntuan karena kondisi teknologi di medan perang.

Gara-gara komentar itu, dia mendapat teguran dari kantor presiden.
Baca juga: Rusia dan Ukraina saling klaim tembak jatuh pesawat tempur

Sebaliknya, Zelenskyy dan para sekutunya secara konsisten menggambarkan kondisi perang secara lebih positif, dengan mengatakan bahwa Ukraina mampu dan akan mengusir pasukan Rusia dari setiap jengkal tanah Ukraina yang mereka duduki.

Zaluzhnyi mengatakan bahwa situasi sejak dia membuat komentar itu telah membuktikan bahwa dirinya benar.

"Saya banyak dikritik karena hal ini, tetapi seiring waktu, orang menyadari bahwa saya benar," katanya.

Dia mengatakan bahwa Ukraina dan sekutu-sekutunya telah mengidentifikasi solusi bagi masalah yang dia kemukakan dalam komentar soal medan perang pada November.

Tentang perekrutan, dia mengatakan akan mendukung diterapkannya panggilan wamil secara elektronik.

Selama ini petugas perekrutan menyebarkan panggilan wamil di jalan-jalan atau pos-pos pemeriksaan.

"Kami menyukai cara apa pun yang akan menjamin pemenuhan kebutuhan personel kami," kata dia.

Baca juga: Ukraina akui kekurangan peluru artileri karena bantuan asing terhambat
Baca juga: Putin: Rusia siap rundingkan masa depan Ukraina


Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023