Jenewa (ANTARA News) - Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay pada Jumat menyerukan dilakukannya pengusutan atas laporan eksekusi massal oleh kelompok pemberontak, terhadap tentara Suriah yang tertangkap dalam pertempuran di wilayah utara negara tersebut pekan ini.

Pillay mengatakan peristiwa yang terjadi selama pertempuran untuk memperebutkan kota Khan al-Assal di provinsi Aleppo itu "sangat mengejutkan".

Rekaman video tembakan oleh pemberontak dan informasi yang diberikan Pengamat Suriah untuk HAM menyebutkan puluhan anggota tentara telah dieksekusi.

"Diperlukan investigasi menyeluruh yang independen untuk memastikan apakah telah terjadi kejahatan perang. Dan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan tersebut harus diseret ke pengadilan," kata Pillay.

"Berdasar hasil analisa tim kami saat ini, kami yakin kelompok oposisi bersenjata dalam sebuah insiden --didokumentasikan dalam sebuah video-- mengeksekusi setidaknya 30 orang, mayoritas sepertinya adalah tentara," katanya.

Ia menambahkan bahwa bahan-bahan yang dikumpulkan pihaknya menunjukkan bahwa jumlah korban tewas dalam konflik di Khan al-Assal bisa lebih banyak.

Perhatian dunia hanya tertumpu pada pembantaian oleh rejim Presiden Bashar al-Assad sejak penentangan atas kepemimpinannya mulai muncul pada Maret 2011.

Gelombang protes segera berubah menjadi konflik sipil, dengan pejuang asing berperan memimpin pemberontakan, dan Pillay memperingatkan bahwa eksekusi terakhir itu menjadi bukti bahwa pelanggaran telah dilakukan oleh kedua belah pihak.

"Pasukan oposisi seharusnya tidak berpikir mereka kebal dari tuntutan. Mereka harus mematuhi tanggung jawab mereka dibawah hukum internasional," katanya, demikian AFP.
(S022/M014) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013