Berlin (ANTARA) - Situasi di rumah sakit (RS) Jerman "lebih buruk dari sebelumnya," dengan kebangkrutan diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada 2024, demikian diperingatkan Federasi Rumah Sakit Jerman (DKG) pada Rabu (27/12).

Menyusul hampir 40 kasus kebangkrutan tahun ini, jumlah rumah sakit yang mengajukan kebangkrutan bisa meningkat dua kali lipat "karena peningkatan kuat yang diperkirakan terjadi dalam biaya staf," kata Chairman DKG Gerald Gass.

Delapan puluh persen rumah sakit di negara itu memperkirakan hasil negatif pada 2023, dengan banyak yang khawatir bahwa situasi ekonomi akan semakin memburuk pada tahun depan, demikian menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Institut Rumah Sakit Jerman (DKI) dan juga dipublikasikan pada Rabu.

"Hampir tidak ada lagi rumah sakit yang mampu menutup pengeluarannya dari pendapatan saat ini," lanjut Gass.

Selain fakta bahwa rumah sakit telah kekurangan dana selama beberapa dekade dalam hal pendanaan investasi, alasan utama dari perkembangan ini adalah kurangnya kompensasi inflasi yang berkelanjutan.

Rumah-rumah sakit di Jerman tidak diperbolehkan untuk secara bebas menyesuaikan harga saat terdampak tekanan inflasi yang sama dengan keseluruhan perekonomian lainnya.

"Ketidakseimbangan ini semakin mengarah pada kebangkrutan dan penutupan," tutur Gass memperingatkan. Rumah-rumah sakit di Jerman akan kekurangan dana sebesar 10 miliar euro (1 euro = Rp17.042) hingga akhir tahun ini.
 
 Foto yang diambil pada 25 November 2021 menunjukkan pintu masuk Rumah Sakit Universitas Charite di Berlin, Jerman. (Xinhua/Shan Yuqi) 


 Meski jumlah rumah sakit di Jerman pada 2021 masih di bawah 1.900, sebagian besar manajer rumah sakit meyakini bahwa jumlahnya akan menyusut menjadi sekitar 1.250 pada 2033, papar sebuah survei yang dipublikasikan oleh perusahaan konsultan bisnis Roland Berger. 

Poin-poin penting dari reformasi rumah sakit yang saat ini dibahas secara rinci telah disepakati pada Juli.

Reformasi itu bertujuan untuk "de-ekonomisasi, memastikan dan meningkatkan kualitas pengobatan, serta mengurangi birokrasi dalam sistem," ungkap Kementerian Kesehatan Jerman (BMG).

Sebagai bagian dari hal ini, sebuah undang-undang transparansi rumah sakit sedang dikembangkan, yang akan memungkinkan pasien melihat rumah sakit mana di wilayah mereka yang menawarkan layanan tertentu dan bagaimana kinerja rumah sakit itu dalam hal kualitas, serta staf medis dan keperawatan.

"Ini soal transparansi bagi pasien. Dan ini soal dukungan finansial bagi klinik," imbuh juru bicara BMG kepada Xinhua pada Rabu. Kementerian tersebut terus meyakini bahwa negara-negara bagian federal Jerman juga akan menyetujuinya. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023