Tahun 2024 sebagai periode yang menarik namun penuh tantangan untuk ekspor Indonesia. Menurutnya beberapa dinamika global itu seperti kenaikan harga bahan bakar yang merata di berbagai negara yang menjadi tujuan ekspor.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Indonesian Diaspora Network (IDN) Global Sulistyawan Wibisono meminta eksportir muda agar mempelajari situasi global sebelum melakukan ekspor demi optimalnya hasil perdagangan mancanegara produk-produk Indonesia.

“Tahun 2024 itu sangat menarik karena situasi global, untuk mengekspor kita harus melihat situasi global,” kata Sulistyawan saat menjadi narasumber dalam Konferensi Ekspor Internasional yang dilaksanakan secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia menyatakan tahun 2024 sebagai periode yang menarik namun penuh tantangan untuk ekspor Indonesia. Menurutnya beberapa dinamika global itu seperti kenaikan harga bahan bakar yang merata di berbagai negara yang menjadi tujuan ekspor.

Dia menilai bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di suatu negara yang akan menjadi tujuan ekspor dapat memiliki dampak langsung terhadap biaya logistik dan transportasi. Kenaikan harga BBM bisa menyebabkan kenaikan biaya pengiriman barang dari negara asal ke negara tujuan.

Hal ini dapat membawa konsekuensi meningkatnya biaya operasional untuk perusahaan ekspor, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi harga akhir produk yang diekspor.

Selain itu, kenaikan harga BBM juga dapat menciptakan tekanan inflasi di negara tujuan ekspor. Inflasi dapat mempengaruhi daya beli konsumen di negara tujuan, sehingga mempengaruhi permintaan terhadap barang ekspor.

Perubahan biaya transportasi dan harga akhir produk dapat menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh pelaku ekspor ketika mengevaluasi dan merencanakan kegiatan ekspor mereka.

“Di mana harga bahan bakar naik, itu sudah dimana-mana. di Australia saja yang satu liternya kira-kira Rp16 ribu kalau dirupiahkan, sekarang sudah di atas Rp20 ribu per liter,” ucap pria yang telah tinggal di Melbourne Australia selama lebih dari 20 tahun.

Baca juga: Mahasiswi UPN Jatim targetkan ekspor minuman bunga telang-jahe merah
Baca juga: Eksportir muda diminta kembangkan produk dan merek untuk ekspor 2024
Baca juga: Cara Bea Cukai Dukung Investasi dan Ekspor di Kalbar dan Jateng


Selain itu, lanjut Sulistyawan, situasi perang di Eropa antara Rusia dan Ukraina juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi ekspor. Meskipun demikian, dia mendorong eksportir untuk cerdas melihat peluang dalam situasi ini.

"Kemarin di acara Expo Indonesia itu gerai kami stan Diaspora banyak didatangi oleh orang orang mencari bahan substitusi dari orang orang berasal dari Rusia. Karena selama ini barang barang yang mereka dapatkan dari banyak negara terutama Eropa Barat mereka tidak bisa mendapatkan lagi," jelas dia.

Selain itu, dalam mendukung kegiatan ekspor, Sulistyawan juga mengatakan pentingnya berkomunikasi dengan diaspora Indonesia yang berada di berbagai negara.

Ia menuturkan bahwa diaspora memiliki peran strategis sebagai market intelligence, pembeli, dan representatif produk-produk Indonesia di luar negeri.

Dia menerakan bahwa IDN Global telah membentuk grup yang berfokus membantu ekspor barang-barang Indonesia ke luar negeri. Salah satu tujuan utama mereka adalah menciptakan calon-calon importir baru yang dapat menyerap produk-produk Indonesia.

“Diaspora bukan hanya ditargetkan menjadi sebagai importir tetapi akan menjadi diler, untuk membantu pemasaran produk-produk Indonesia di luar negeri,” kata Sulistyawan.

Baca juga: Eksportir muda diimbau pahami kendala jalur logistik dunia
Baca juga: Kemendag: Makanan olahan hingga perhiasan potensial jadi ekspor utama


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2023