Kalau barcode digunakan lebih dari satu pengguna maka itu sebuah pelanggaran.
Manokwari (ANTARA) - Pertamina Manokwari mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan jika menemukan barcode MyPertamina untuk pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi digunakan untuk kendaraan lain.

Sales Branch Manager Pertamina Manokwari Bisma Abdillah, di Manokwari, Jumat, mengatakan secara aturan barcode MyPertmina hanya bisa digunakan masing-masing untuk satu kendaraan.

“Kalau barcode digunakan lebih dari satu pengguna maka itu sebuah pelanggaran. Jika barcode kendaraannya digunakan untuk mengisi kendaraan lain, atau tiba-tiba kuota mengisi sudah berkurang atau habis padahal belum beli BBM, itu langsung laporkan pada kami di Pertamina,” kata Bisma.

Ia mengatakan, setiap pengguna MyPertamina dibatasi dengan kuota masing-masing. Kuota tersebut tidak diperbolehkan dibagi dengan kendaraan lain.

Dia menjelaskan, Pertamina dapat mengecek pemakaian kuota barcode MyPertamina melalui alat digital EDC. Sistem di Pertamina bisa melacak barcode MyPertamina tersebut digunakan pengisian BBM kendaraan berdasarkan jam dan tanggal pengisian.

“Konsumen bisa melapor dengan melaporkan bukti. Jika kasusnya barcode dipakai lebih dari satu kendaraan, foto saja pelat nomor dan kendaraannya. Ada juga kasusnya, barcode untuk mobil A tapi yang mengisi kendaraan mobil B. Itu bisa dicek,” katanya pula.

Ia menjelaskan, pihak Pertamina juga selalu memberikan penekanan pada operator pengisian BBM subsidi di SPBU. Saat melakukan pengisian BBM subsidi, operator seharusnya mencocokkan barcode dengan pelat kendaraan.

Jika pelat kendaraan yang tertera pada barcode MyPertamina tidak sesuai dengan pelat kendaraan yang mengisi, seharusnya operator menolak.

Dia menambahkan, jika operator terbukti dengan sengaja atau mengetahui bahwa barcode digunakan kendaraan lain, sanksinya operator bisa dipecat.

Selain itu, jika Pertamina menemukan sebuah barcode MyPertamina digunakan untuk mengisi bermacam-macam kendaraan maka barcode MyPertamina tersebut bisa diblokir dan tidak bisa lagi mengisi BBM subsidi.

“Dua bulan terakhir ini kami dari Pertamina semakin sering turun ke lapangan, mengecek atau sidak cara penggunaan barcode. Pengecekan bisa juga dilihat dari jauh, melihat cara kerja operator. Apakah operator mencocokkan barcode dengan pelat kendaraan. Kalau tidak mencocokkan operator tersebut kami tegur dan kami laporkan ke manajer SPBU,” katanya lagi.
Baca juga: Pemprov Papua Barat upayakan penambahan kuota BBM subsidi di Manokwari
Baca juga: Pemprov Papua Barat minta Pertamina tambah SPBN di Manokwari

Pewarta: Ali Nur Ichsan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023