New York (ANTARA News) - Kurs dolar melemah terhadap beberapa mata uang utama lainnya pada Selasa (Rabu pagi WIB), meskipun data ekonomi lebih baik dan komentar dari para pejabat Federal Reserve menyatakan bahwa program stimulus agresif bisa segera dikurangi

Euro diperdagangkan di 1,3306 dolar pada 22.00 GMT (Rabu 05.00 WIB), dibandingkan dengan 1,3255 dolar pada Senin, demikian laporan AFP.

Dolar jatuh menjadi 97,76 yen dari 98,22 yen. Euro merosot menjadi 130,10 yen dari 130,20 yen.

Data perdagangan Departemen Perdagangan untuk Juni menunjukkan defisit perdagangan menyempit, yang kata para analis menunjukkan kemungkinan sebuah revisi naik pada perkiraan pertumbuhan untuk kuartal tersebut, dan pertumbuhan kuat dalam kuartal saat ini.

Juga pada Selasa, Ketua Federal Reserve Chicago Charles Evans mengatakan Fed mengurangi program pembelian obligasinya 85 miliar dolar AS per bulan pada September.

Evans adalah anggota pemberi suara pembuatan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Fed dan dianggap "dovish" pada kebijakan moneter, kata Kathy Lien dari BK Asset Management.

"Neraca perdagangan AS mencapai tingkat terbaik sejak Oktober 2009 dan namun dolar hampir tidak beranjak," kata Lien.

Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions, mengatakan dolar terus terasa tertekan karena laporan pekerjaan bulanan yang mengecewakan pada Jumat, yang mempersuram beberapa harapan untuk pengurangan stimulus pada September.

Di antara mata uang lainnya, poundsterling Inggris merosot menjadi 1,5347 dolar dari 1,5352 dolar pada Senin. Dolar merosot menjadi 0,9258 franc Swiss dari 0,9273 franc.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013