Secara kumulatif 'month to month' sejak Januari 2023, inflasi Sumut sangat terkendali.
Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan, Sumut mengalami inflasi 0,57 persen pada Desember 2023 secara bulan ke bulan (month to month).

"Secara kumulatif 'month to month' sejak Januari 2023, inflasi Sumut sangat terkendali," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Selasa.

Nurul melanjutkan, inflasi Sumut pada Desember 2023 dominan disebabkan oleh sektor makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi 0,40 persen. Adapun inflasi di sektor tersebut 1,21 persen.

Baca juga: BI: Inflasi di Lampung pada akhir tahun masih terkendali Secara rinci, kenaikan harga tomat menjadi penyumbang inflasi terbesar secara bulanan di Sumut pada Desember 2023 dengan andil 0,13 persen.

Kemudian, empat komoditas lain yang berperan besar untuk inflasi Desember 2023 yaitu harga beras (0,12 persen), bawang merah (0,08 persen), biaya tiket transportasi udara (0,07 persen) dan harga minyak goreng (0,04 persen).

Di sisi lain, komoditas penyumbang deflasi secara bulanan pada Desember 2023 yakni penurunan harga cabai rawit (andil deflasi -0,07 persen), cabai merah (-0,05 persen), pepaya (-0,03 persen), ikan dencis (-0,03 persen) dan buah pir (-0,02 persen).

Inflasi bulanan pada Desember 2023 di Sumut lebih tinggi dibandingkan nasional yang 0,41 persen.

Baca juga: Kota pengukur inflasi di Aceh bertambah jadi lima pada 2024 Namun secara "year to date" dan tahun ke tahun (year on year), inflasi Sumut lebih rendah daripada nasional.

Inflasi Sumut pada "year to date" pada Desember 2023 tercatat di 2,25 persen, sementara di nasional 2,61 persen.

Inflasi "year on year" Sumut pada Desember 2023 juga tercatat di 2,25 persen dan di nasional 2,61 persen.

Dari sisi "year on year", tingginya harga beras menjadi penyumbang inflasi Sumut terbesar pada Desember 2023 yakni 0,74 persen, disusul cabai merah (0,26 persen), rokok kretek filter (0,19 persen), biaya perguruan tinggi (0,13 persen) serta gabungan gula pasir, emas perhiasan dan angkutan udara (0,11 persen).

Dari sudut pandang deflasi, secara "year on year", harga ikan dencis merupakan faktor terbesar yang mendorong deflasi di Sumut dengan peran -0,20 persen. Berikutnya ada sawi hijau (-0,09 persen), jeruk dan ikan tongkol (-0,07 persen), daging ayam ras (-0,06 persen) dan telur ayam ras (-0,04 persen).

Secara bulanan, dari lima kota yang menjadi lokasi pengukuran indeks harga konsumen (IHK), BPS Sumut menyatakan seluruhnya inflasi pada Desember 2023.

Baca juga: BPS: Inflasi Jateng di 2023 mencapai 2,89 persen

Inflasi tertinggi terjadi di Medan (0,60 persen), lalu Pematang Siantar (0,56 persen), Padangsidimpuan (0,21 persen), Gunungsitoli (0,20 persen) dan Sibolga (0,08 persen).

Secara tahun ke tahun, ada dua kota IHK Sumut yang merasakan inflasi di atas 2,5 persen pada Desember 2023 yaitu Padangsidimpuan (2,95 persen) dan Sibolga (2,80 persen). Selain itu, Gunungsitoli inflasi 2,35 persen, Pematang Siantar 2,30 persen dan Medan 2,19 persen.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024