Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan, neraca perdagangan Sumut pada Januari 2024 menghasilkan surplus sebanyak 268,48 juta dolar AS, naik 4,82 persen dibandingkan Desember 2023 (273,3 juta dolar AS).

"Ini kabar baik untuk pengembangan ekonomi regional," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin di Medan, Jumat.

Nurul melanjutkan, pada Januari 2024, surplus terbanyak perdagangan Sumut datang dari proses jual beli dengan negara India yakni 46 juta dolar AS.

Selain India, surplus juga dihasilkan dari perdagangan Sumut dengan Jepang (39 juta dolar AS) dan Amerika Serikat (32 juta dolar AS).

Sementara untuk defisit, nilai tertingginya didapatkan dari perdagangan dengan tiga negara yaitu Singapura (-47 juta dolar AS), Thailand (-39 juta dolar AS) dan Brazil (-29 juta dolar AS).

Meski surplus naik, sejatinya nilai ekspor dan impor Sumut pada Januari 2024 menurun bila dibandingkan Desember 2023.

Pada Januari 2024, nilai ekspor Sumut adalah 735,68 juta dolar AS, turun 4,39 persen dibandingkan Desember 2023 yakni 769,48 juta dolar AS.

China masih menjadi negara tujuan ekspor utama Sumut pada Januari 2024 dengan nilai 103,09 juta dolar AS atau 14,01 persen dari total, lalu disusul Amerika Serikat dengan 85,92 juta dolar AS (11,68 persen) dan India dengan 66,06 juta dolar AS (8,98 persen).

Untuk ekspor Sumut ke negara Asia di luar ASEAN nilainya 284,21 juta dolar AS (39,63 persen) dan ke ASEAN 91,46 juta dolar AS (12,43 persen).

Untuk nilai impor Sumut pada Januari 2024, BPS menyatakan angkanya 449,20 juta dolar AS, lebih rendah 9,47 persen daripada Desember 2023 (496,17 juta dolar AS).

Sama seperti ekspor, China juga berstatus negara dengan nilai impor terbanyak dengan Sumut yakni 115,01 juta dolar AS atau 25,60 persen dari total.

Mengikuti China, ada Singapura dengan nilai impor 53,92 juta dolar AS (12 persen dari target) dan Amerika Serikat 53,65 juta dolar AS (11,94 persen).

Adapun nilai impor Sumut dari negara Asia di luar ASEAN mencapai 156,33 juta dolar AS (34,80 persen) dan dari negara ASEAN 150,45 juta dolar AS (33,49 persen).

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024