Angka itu melebihi target rehabilitasi lahan kritis tahunan yang dilakukan Dinas Kehutanan yakni 250 hektare per tahun,
Ambon (ANTARA) - Dinas Kehutanan Provinsi Maluku telah merehabilitasi lahan kritis seluas 300 hektare sepanjang 2023 untuk pelestarian hutan di daerah itu.

“Angka itu melebihi target rehabilitasi lahan kritis tahunan yang dilakukan Dinas Kehutanan yakni 250 hektare per tahun,” kata Kepala Dinas Kehutanan Maluku Haikal Baadila di Ambon, Rabu.

Haikal menjelaskan bahwa berdasarkan data Kementerian, ada seluas 299 ribu hektare lahan kritis di Maluku yang tersebar pada 11 kabupaten dan kota di daerah itu.

“Dari total 299 ribu hektare itu, 50 ribu di luar kawasan hutan sedangkan sisanya di dalam kawasan hutan. Sesuai pembagian urusan apabila di dalam kawasan hutan merupakan urusan pemerintah pusat yang dilaksanakan oleh Balai Pengelola Kawasan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), di luar itu menjadi kewenangan daerah,” kata Haikal.

Baca juga: KLHK: Realisasi rehabilitasi hutan dan mangrove seluas 185.010 ha

Ia melanjutkan bahwa setiap tahun Dinas Kehutanan Provinsi Maluku menargetkan sekurang-kurangnya 250 hektare rehabilitasi lahan kritis disesuaikan dengan anggaran yang ada.

“Meskipun pada 2023 capaian rehabilitasi lahan kritis di Maluku melebihi target Dinas Kehutanan Provinsi Maluku namun jika dibandingkan dengan capaian pada 2022, angka 300 hektare tersebut menurun dari yang sebelumnya tercapai hingga 400 hektare pada 2022,” katanya.

Namun Haikal menegaskan bahwa Dinas Kehutanan Provinsi Maluku tetap berupaya melakukan sejumlah kegiatan untuk merehabilitasi lahan kritis di Maluku.

Baca juga: Pola agroforestri tingkatkan antusias masyarakat merehabilitasi hutan

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu membuat hutan rakyat. Melalui program hutan rakyat tersebut diharapkan dapat mengurangi luas lahan kritis terutama yang dekat dengan permukiman warga.

Jenis bibit yang diberikan kepada warga pun bermacam-macam sesuai dengan permintaan warga seperti cengkih, pala, mangga, dan rambutan. "Hal itu dilakukan agar ada variasi dan tidak monokultur di hutan rakyat itu," katanya.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024