Berdasarkan analisis terkini diidentifikasi hingga sepekan ke depan terdapat kondisi dinamika atmosfer yang memicu adanya potensi cuaca ekstrem
Yogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang selama sepekan ke depan.

"Berdasarkan analisis terkini diidentifikasi hingga sepekan ke depan terdapat kondisi dinamika atmosfer yang memicu adanya potensi cuaca ekstrem," kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Kamis.

Selain mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang, Warjono juga meminta warga DIY yang tinggal di daerah bertopografi curam, bergunung, atau tebing dan rawan longsor dan banjir tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, termasuk banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.

Mengacu hasil analisis dinamika atmosfer Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (YIA), terdapat Monsun Asia musim dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia, sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens.

Baca juga: BMKG: Monsoon Australia akibatkan suhu dingin di DIY

Selain itu, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) termonitor sudah mulai memasuki kuadran 3 (Indian Ocean) wilayah Indonesia dan dalam sepekan ke depan efeknya adalah berkontribusi terhadap penambahan uap air di wilayah Indonesia sehingga memicu peningkatan potensi hujan sedang-lebat di beberapa wilayah.

"Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia, terutama wilayah Jawa bagian utara, yang secara tidak langsung ikut menambah pasokan uap air di Jawa bagian selatan, termasuk DIY," ujar Warjono.

Selain itu, lanjut dia, terbentuknya pola siklonik di Jawa bagian selatan memicu pumpunan massa udara di wilayah DIY.

Berdasarkan hasil analisis terkini dari profil vertikal, kata dia, kelembapan udara di wilayah DIY pada ketinggian 1,5-5,5 km berkisar antara 70-95 persen (basah), yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah itu lebih dominan terjadi pada siang-sore hari.

Baca juga: Hujan lebat di Bantul sebabkan tanah ambles, mengancam 4 rumah warga

BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta merinci pada 5 Januari 2024 hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang diprakirakan terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian Utara dan Tengah, Kulon Progo bagian Utara, dan Gunungkidul bagian Utara.

Berikutnya pada 6 Januari 2024 potensi serupa di Kota Yogya, Sleman, Kulon Progo bagian utara dan Gunungkidul bagian utara. Kemudian pada 7 Januari 2024 potensi terjadi di Sleman, Kulon Progo bagian utara dan Gunungkidul.

"Dalam sepekan terakhir, cuaca ekstrem berupa hujan lebat turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor di beberapa daerah di DIY," katanya. 

Baca juga: BPBD Yogyakarta imbau wisatawan pantau cuaca antisipasi hujan ekstrim

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024