Jakarta (ANTARA) - Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menilai sebutan "Abah Online" yang ditujukan kepada calon presiden nomor urut 1 itu merupakan kesan positif dari warganet karena Anies tampil apa adanya.

"Timnas AMIN percaya jenama atau panggilan 'Abah Online' itu karena kesan yang didapat netizen bahwa Pak Anies dirasa bisa menampilkan karakter yang orisinal dan tidak dibuat-buat," kata Juru Bicara Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut Billy, percakapan melalui media sosial yang dilakukan Anies belakangan ini mendapat respons positif dari warganet karena mantan gubernur DKI Jakarta itu dapat menjawab pertanyaan seputar perannya sebagai ayah, soal nasihat kehidupan, serta tentang keluarga.

Selain itu, Timnas AMIN juga mengapresiasi fenomena di media sosial tentang akun X @aniesbubble yang menyebarkan kejenakaan dan pesan-pesan kehidupan mengatasnamakan capres usungan Koalisi Perubahan tersebut.

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran tak tersaingi aksi "live" TikTok Anies dan Mahfud
​​​​​​​
Billy menilai tren positif di media sosial yang tumbuh secara organik tersebut bisa membawa perubahan di Pilpres 2024.

"Kami tentu apresiasi dan berterima kasih. Fenomena akhir-akhir ini di media sosial, 'Anies Bubble', 'Abah Online', dan 'live TikTok', merupakan tren positif dan bisa jadi game changer sebulan ke depan," kata Billy.

Bubble ialah aplikasi media sosial berbayar di Korea Selatan yang biasanya digunakan oleh para penggemar untuk berinteraksi dengan idola mereka.
​​​​​​​
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menerima pendaftaran tiga bakal pasangan capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
​​​​​​​
Masa kampanye pemilu ditetapkan mulai tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sementara pemungutan suara dijadwalkan pada tanggal 14 Februari 2024.

Baca juga: Anies Baswedan tegaskan Indonesia harus miliki kewibawaan global

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024