Banjarmasin (ANTARA) -
Plh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Imam Subarkah menyampaikan, bahwa produk padi di provinsinya kembali surplus hingga memasuki tahun 2024.
 
Menurut dia, produksi padi di Kalsel saat ini terdata hingga 847 ribu ton gabah kering giling.
 
"Jumlah ini surplus dengan kebutuhan di provinsi ini," ucapnya di Banjarbaru, Kamis.
 
Imam menyampaikan, bahwa produksi atau tanam padi di Kalsel sempat terjadi kendala di tahun 2022 hingga memasuki tahun 2023 karena diserang virus atau hama tungro.
 
"Di mana padi menjadi kerdil, hingga banyak pertanian yang gagal panen, akibatnya produksi padi menurun signifikan, utamanya jenis padi lokal yang membuat harganya sempat tinggi," ucapnya.
 
Namun memasuki masa tanam tahun 2023, kata Imam, penanaman padi lebih baik, tidak banyak lagi yang diserang tungro, panen padi menjadi naik signifikan hingga mencapai 847 ribu ton tersebut.
 
"Pencapaian ini merupakan hal yang perlu kita banggakan, karena di tengah fenomena el nino yang terjadi di Indonesia, Kalsel masih bisa surplus padi," ucapnya.
 
Dikatakan dia, dikonversikan hasil panen gabah kering giling tersebut menghasilkan beras sebanyak 556 ton.
 
“Karena kebutuhan beras untuk masyarakat sekitar 400 ribu ton dengan total 4,3 juta jiwa per tahunnya. Artinya dengan jumlah yang ada, kita sudah bisa mencukupi, bahkan lebih," ujarnya.
 
Inovasi penanaman padi di provinsi ini juga dikembangkan dengan program budidaya padi apung, dicoba di daerah Kabupaten Barito Kuala, Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Selatan.
 
"Karena Kalsel banyak memiliki lahan rawa, sehingga inovasi ini menjadi solusi jangka panjang di lahan pertanian," ujarnya.

Baca juga: Mentan Amran akselerasi peningkatan produksi padi-jagung di Kalsel

Baca juga: Kalsel berhasil lakukan panen raya padi IP 200 di Tapin

Pewarta: Sukarli
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024