Saya percaya bahwa apa yang ia sampaikan palsu
Washington (ANTARA News) - Ayah Edward Snowden, mantan pegawai Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang membocorkan rahasia --Lon Snowden, telah memperoleh dokumen untuk mengunjungi putranya di Rusia, kata Lon dan pengacaranya Bruce Fein baru-baru ini.

Mereka mengungkapkan selama wawancara dalam acara ABC, This Week.

Mereka tak bersedia mengungkapkan keberadaan Snowden di Rusia dan jadwal kunjungan mereka akibat kehebohan seputar masalah tersebut, demikian laporan Xinhua. Fein mengatakan perjalanan itu akan dilakukan "dalam waktu dekat".

Anatoly Kucherena, pengacara Snowden di Rusia, pekan lalu mengatakan ia telah mengirim kepada Lon Snowden undangan yang diperlukan untuk mengunjungi Rusia, satu langkah untuk memperoleh visa. Ia saat itu mengatakan ia berharap kunjungan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Snowden telah terdampar di Bandar Udara Sheremetyevo di Moskow selama enam pekan, setelah Washington mencabut paspornya.

Ia menghadapi tuntutan melakukan kegiatan mata-mata di Amerika Serikat setelah ia membongkar proyek rahasia pengintaian intelijen dengan nama sandi PRISM.

Meskipun diminta oleh pihak AS untuk memulangkan Snowden agar AS bisa mengadilinya, Rusia memberi Snowden suaka selama satu tahun pada 1 Agustus.

Tindakan Moskow tersebut membuat buruk hubungan AS-Rusia dan memicu Presiden AS Barack Obama membatalkan pertemuan yang dijadwalkan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada September.

Obama pada Jumat berjanji akan melaksanakan rencana meningkatkan transparansi dan pengawasan atas program pengawasan guna memulihkan kepercayaan dan menangani kemarahan masyarakat.

Pada Minggu, Lon Snowden mengecam cara Pemerintah Obama menangani kasus itu, dan mengatakan ia hanya ingin putranya pulang ke AS, jika putranya diadili secara adil.

"Saya percaya bahwa apa yang ia sampaikan palsu," kata Lon dalam program ABC tersebut.

"Jika anda mempertimbangkan pernyataan oleh para pemimpin kita, pemimpin di Kongres, mereka tak bertanggung-jawab dan tidak konsisten dengan sistem keadilan kita," katanya. 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013