Produksi buah durian 2023 sebanyak tiga kali panen dan terakhir November lalu.
Lebak (ANTARA) -
Petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten kembali panen buah durian, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan ekonomi keluarga masyarakat adat.
 
"Produksi buah durian 2023 sebanyak tiga kali panen dan terakhir November lalu," kata Santa (55), seorang petani Badui di Lebak, Jumat.
 
Panen tanaman buah durian dipastikan berlangsung sampai Maret 2024 mendatang.
 
Selama ini, perkebunan buah durian hampir semua petani Badui mengembangkanya di lahan tanah hak ulayat adat, sebab masyarakat adat melarang melakukan penebangan pohon.
 
Karena itu, perkebunan buah durian lokal menjadi andalan ekonomi masyarakat adat Badui Luar maupun Badui Dalam.
 
Kehidupan masyarakat Badui relatif baik dan sejahtera saat memasuki musim buah durian lokal.
 
Produksi panen buah durian itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat adat Badui mulai petani, tengkulak, buruh pemetik, buruh panggul dan pedagang eceran.
 
Mereka menjual buah durian eceran itu mulai Rp30 ribu sampai Rp100 ribu per buah.
 
"Kami panen durian awal tahun ini menghasilkan pendapatan ekonomi Rp100 juta dari 20 pohon dengan sistem penjualan borongan ke tengkulak rata-rata Rp5 juta/pohon," kata Santa.
 
Begitu juga petani Badui lainnya, Sangsang (50) mengaku dirinya panen durian pertengahan Januari 2024 sebanyak 15 pohon dan sudah dibeli oleh tengkulak yang juga warga Badui.
 
"Kita dari 15 pohon durian itu mendapatkan Rp75 juta dengan harga Rp5 juta per pohon," katanya menjelaskan.
 
Jamal (50), seorang pedagang durian di pemukiman Badui mengatakan dirinya menjual buah durian di rumah dan kebanyakan pembelinya wisatawan yang datang ke sini.
 
Bahkan, sejak sepekan terakhir ini bisa menjual sekitar 350 buah dengan menghasilkan uang Rp8,5 juta per hari.
 
"Kami menjual durian itu kebanyakan pembelinya wisatawan yang menjadi pelanggan jika musim durian," kata Jamal.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024