Cuaca ekstrem akhir-akhir ini memicu terjadinya banjir dan angin kencang
Bintan, Kepri (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau masyarakat setempat mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang dipicu kondisi cuaca ekstrem pada awal tahun 2024. Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembaban.

"Cuaca ekstrem akhir-akhir ini memicu terjadinya banjir dan angin kencang di wilayah Bintan," kata Kepala Pelaksana BPBD Bintan Ramlah, di Bintan, Sabtu.

Selain itu, kata Ramlah, cuaca ekstrem juga memicu ketinggian gelombang di Bintan saat ini mencapai 1,25 sampai 2,5 meter, sehingga warga harus lebih waspada jika melakukan aktivitas di pesisir pantai maupun di tengah-tengah laut.

Kemudian, mewaspadai munculnya awan Cumulonimbus yang dapat menimbulkan hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

"Waspada pula potensi terjadinya angin kencang dan gelombang laut tinggi di wilayah pesisir Pulau Bintan, terutama pesisir bagian utara dan timur," ujarnya.

Baca juga: Banjir genangi tiga kecamanan di Kabupaten Bintan Kepri
Baca juga: Pemkab Bintan cabut status tanggap darurat bencana


Ramlah pun memberikan sejumlah langkah mitigasi/antisipasi kepada masyarakat jika terjadi banjir dan angin kencang. Antara lain, warga tetap tenang dan menghindari aktivitas di luar rumah jika terjadi cuaca ekstrem dan banjir.

Kemudian, segera melaporkan kepada RT/RW, Kepala Desa, Lurah, Camat dan BPBD apabila dilanda angin kencang dan banjir.

Lalu, menjaga lingkungan seperti saluran air dan drainase agar tetap bersih dari sampah-sampah yang dapat menghambat pergerakan air saat hujan turun. Selanjutnya, menghindari berteduh di bawah pohon besar ketika cuaca ekstrem disertai petir.

"Terakhir, menjaga kesehatan tubuh supaya tidak mudah sakit di saat cuaca ekstrem, dengan mengkonsumsi banyak air putih dan istirahat yang cukup," ucap Ramlah.

Baca juga: BMKG: Banjir rob potensial masih terjadi di Pulau Bintan
Baca juga: Banjir rob berdampak pada 13.018 orang di Pulau Bintan


Lebih lanjut Ramlah menyampaikan prediksi BMKG terkait potensi bencana hidrometeorologi di awal tahun 2024 yang sedang dialami wilayah Bintan. Tercatat sejak tanggal 4 Januari 2024, telah terjadi bencana banjir dipicu curah hujan cukup tinggi ditambah air pasang laut.

Banjir melanda di tiga kecamatan di Kabupaten Bintan, yaitu Kecamatan Bintan Timur, Kecamatan Gunung Kijang, dan Kecamatan Toapaya. Akibatnya, sekitar 129 Kepala Keluarga (KK) dan 365 jiwa harus terdampak banjir.

"BPBD telah menyalurkan bantuan logistik, berupa sembako untuk makan-minum para korban terdampak banjir," ujar Ramlah.

Tak hanya itu, curah hujan cukup tinggi turut menyebabkan beberapa ruas jalan tergenang air cukup tinggi dipicu saluran drainase yang menyempit akibat sedimentasi, diantaranya jalan raya Tanjungpinang-Tanjung Uban, jalan raya simpang Cikolek, jalan wisata bahari Toapaya, jalan sekitaran waduk Toapaya, dan jalan Kampung Kerupuk Sei Lekop.

Tak cuma itu, curah hujan disertai angin kencang ikut menimbulkan kerusakan sejumlah rumah warga di kawasan Bintan Timur.

"Untuk kerusakannya sedang kami data guna dilakukan perbaikan oleh dinas terkait di Bintan," demikian Ramlah.

Baca juga: BPBD Kepri : 141 rumah warga terendam banjir di Karimun
Baca juga: Puluhan orang korban banjir di Tanjungpinang kembali ke rumahnya
Baca juga: Jembatan Semala putus akibat banjir, BPBD Natuna lakukan penanganan

Pewarta: Ogen
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024