Wulanggitang (ANTARA) - Posko Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat data sementara jumlah pengungsi hingga pukul 18.00 WITA sebanyak 4.681 jiwa warga terdampak.

"Data setiap hari diperbaharui dan kami berharap aktivitas gunung bisa menurun sehingga masyarakat bisa kembali," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Ahmad Duli di Wulanggitang, Flores Timur, Minggu.

Sebanyak 4.681 jiwa dan 421 kepala keluarga (KK) berasal dari dua kecamatan terdampak yakni Wulanggitang dan Ile Bura.

Dari data yang ada, 2.456 jiwa tersebar pada enam titik tenda.

Sedangkan 2.225 jiwa tersebar pada rumah-rumah warga dan balai pertemuan di 13 titik desa.

Baca juga: Tim SAR Gabungan patroli pada wilayah terdampak erupsi Lewotobi

Baca juga: Warga diimbau tidak melepas masker antisipasi gas belerang erupsi Lewotobi


Ahmad mengatakan BPBD Flores Timur telah memastikan kecukupan logistik baik makanan maupun alas tidur.

Pihaknya pun telah mendatangkan tandon air portable dengan kapasitas 25 ribu liter untuk ditempatkan pada posko pengungsian di Boru, Wulanggitang, dan Konga, Titihena.

"Kemarin masih agak lelet, sekarang sudah cukup waktu, banyak dukungan untuk membantu kita melayani semua yang datang ke tempat pengungsian termasuk kesehatan mereka kita perhatikan," ucapnya.

Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang telah berstatus Siaga atau Level III sejak Senin (1/1) pukul 04.00 Wita.

Ahmad pun mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan menggunakan masker.

Ia juga meminta warga untuk menghindari berita bohong berkaitan dengan letusan gunung api.

"Mempercayai informasi dari pemerintah saja," kata dia berpesan.


Baca juga: Pemprov NTT siagakan kapal pengirim bantuan korban erupsi Lewotobi

Baca juga: Jarak pandang terbatas dampak letusan Lewotobi, otoritas larang aktivitas pelayaran


 

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024