Seoul (ANTARA) - Calon Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul menyatakan bahwa pihaknya fokus untuk memperkuat kerja sama dengan Amerika Serikat dan Jepang di tengah ancaman rudal dan nuklir Korea Utara.

Korea Utara belum lama ini meningkatkan aktivitas di Semenanjung Korea dengan menembakkan puluhan peluru artileri di dekat perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Kegiatan itu telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

“Kami akan mendorong kerja sama antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang, yang telah dilembagakan pada KTT trilateral Camp David, agar berlangsung lebih intens dan lebih cepat,” ujar Cho Tae-yul di sidang konfirmasi Majelis Nasional Republik Korea.

Dia menegaskan, pihaknya akan berupaya untuk mencegah pengembangan senjata nuklir Korea Utara dan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk meyakinkan Pyongyang bahwa "satu-satunya cara untuk bertahan" adalah dengan melakukan diplomasi untuk mencapai denuklirisasi.

“Denuklirisasi dan upaya untuk memperkuat pencegahan pengembangan nuklir telah menjadi tugas-tugas mendesak karena kapabilitas nuklir dan rudal Korea Utara telah mencapai tingkat yang dapat mengancam keselamatan kita,” ujarnya.

Cho menyiratkan bahwa “dunia kini didominasi oleh logika kekuatan,” dan ia merujuk pada beberapa tantangan global, seperti perang di Ukraina dan rivalitas antara Amerika Serikat dan China.

Cho menambahkan bahwa pihaknya akan memperkuat upaya untuk meningkatkan kerja sama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, memperbaiki hubungan diplomatis dengan Jepang, dan fokus untuk membangun kepercayaan dengan China untuk kerja sama pada masa mendatang.

Baca juga: Korsel, AS dan Jepang mulai operasikan sistem berbagi info waktu nyata
Baca juga: Korut ancam AS, ganggu satelit mata-mata artinya deklarasi perang
Baca juga: Susul Korut, Korsel luncurkan satelit mata-mata yang pertama


Sumber: Yonhap-OANA

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024