Inflasi AS diprediksi turun tipis ke 3 persen year on year (yoy) dengan inflasi inti tetap di level 4 persen (yoy)
Jakarta (ANTARA) - Community Lead PT Indo Premier Sekuritas Angga Septianus mengingatkan para pelaku pasar untuk mencermati inflasi Amerika Serikat (AS) dan potensi berlanjutnya net buy (aksi beli) investor asing selama pekan ini.

“Inflasi AS diprediksi turun tipis ke 3 persen year on year (yoy) dengan inflasi inti tetap di level 4 persen (yoy),” ujar Angga sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Angga menjelaskan, investor asing gencar melakukan aksi beli terutama pada saham perbankan senilai Rp2,7 triliun pada pekan lalu, seiring terjadinya January Effect di tengah sentimen penurunan suku bunga global yang akan terjadi pada tahun ini.

Ia menjelaskan pergerakan IHSG pada pekan lalu terpengaruh empat sentimen, diantaranya Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia, inflasi Indonesia, tarif bea masuk impor batu bara China dan aksi beli asing (net buy).

“PMI Indonesia masih berada dalam fase ekspansif selama 28 bulan terakhir. S&P Global menjelaskan peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan produksi dan peningkatan jumlah tenaga kerja,” ujar Angga.

Sebagaimana diketahui, inflasi Indonesia tercatat 2,61 persen (yoy) dan 0,41 month to month (mtm), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116, 56.

Sementara itu, terkait penerapan tarif bea masuk impor batu bara, China mengambil kebijakan untuk kembali mengenakan tarif bea masuk atau pungutan impor batu bara dari Rusia, Mongolia, Afrika Selatan dan Amerika Serikat, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2024.

Angga menjelaskan, pemberlakuan bea impor batu bara dipastikan tidak berpengaruh bagi Indonesia karena adanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA), yang berlaku sejak 2015.

Selain itu, batu bara Indonesia pada porsi total impor China juga meningkat, yang mana kualitas batu bara Rusia umumnya di kalori tinggi berbeda dengan batu bara dari Indonesia yang umumnya kualitas kalori menengah dan rendah.

Baca juga: Dolar AS melemah seiring dengan kian dekatnya penutupan pemerintahan
Baca juga: Dolar menguat setelah Moody's memangkas peringkat beberapa bank AS

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024