"Prabowo terlalu sibuk melakukan klarifikasi, sayangnya tidak memberikan respons dengan data tandingan, hanya dengan mengatakan data tersebut tidak benar dan menilai Anies tidak etis menyampaikan informasi sesat tanpa tandingan data,"
Depok (ANTARA) - Pengamat Politik Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono mengatakan salah satu ekspektasi terhadap Prabowo Subianto, selaku Menteri Pertahanan RI yang diharapkan semestinya adalah keunggulan jaringan internasionalnya dengan Raja Yordania Abdullah dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

"Prabowo terlalu sibuk melakukan klarifikasi, sayangnya tidak memberikan respons dengan data tandingan, hanya dengan mengatakan data tersebut tidak benar dan menilai Anies tidak etis menyampaikan informasi sesat tanpa tandingan data," ujar Vishnu Juwono ketika memberikan tanggapannya tentang debat capres di Depok, Senin.

Dalam analisisnya dia mengatakan Anies Baswedan, yang sebelumnya menjadi pemenang debat pertama Capres, menegaskan posisinya sebagai oposisi yang ingin membawa perubahan dalam kebijakan luar negeri dan pertahanan.

Anies menyuarakan perlunya Indonesia meningkatkan kepemimpinan di ASEAN untuk memperkuat posisinya dalam konflik Laut Cina Selatan dengan Republik Rakyat Cina (RRC).

Kritik tajam Anies terutama ditujukan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, walaupun beberapa kritik bersifat pribadi dan tidak langsung berkaitan dengan kebijakan, seperti isu kekayaan Prabowo dan etika terkait keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang dianggap tidak etis dan membuka peluang bagi Gibran menjadi Wakil Presiden.

Dalam kondisi perdebatan yang begitu keras dan cenderung mengarah pada sisi pribadi antara Anies dan Prabowo, Ganjar Pranowo berhasil mencuri perhatian publik. Sebagai figur underdog, Ganjar berhasil mendominasi isu hubungan internasional dan pertahanan keamanan.

Konsep viralisme dalam diplomasi dan proposal terkini terkait dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Artificial Intelligence (AI), termasuk konsep Duta Besar Cyber sebagai respons terhadap fenomena serangan siber yang semakin marak di Indonesia, membuatnya terlihat kekinian dan meraih simpati dari generasi Millenial dan Gen Z.

Gimmick kostum dengan bomber jacket oleh pasangan Ganjar dan Mahfud, yang mirip dengan yang dikenakan Tom Cruise dalam film Top Gun, berhasil memproyeksikan Ganjar sebagai calon Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia di pemerintahan baru.

Vishnu memberikan penilaian berdasarkan indikator penampilan, substansi materi, dan pengendalian emosi. Dimana untuk indikator penampilan di panggung debat masing-masing kandidat memperoleh nilai: Ganjar (80); Anies (75); dan Prabowo (65).

Sedangkan untuk indikator substansi materi yang di sampaikan saat debat masing-masing kandidat memperoleh nilai : Ganjar (85); Anies (80) dan Prabowo (75). Untuk indikator pengendalian emosi masing-masing kandidat memperoleh nilai: Ganjar (80; Anies (80) dan Prabowo (65).

Menurut Vishnu Ganjar meraih kemenangan pada debat Capres ketiga dengan nilai rata-rata 81,60. Anies berada di urutan kedua dengan nilai 78,30, sementara Prabowo memperoleh nilai terendah dengan rata-rata 68,30.

"Kemenangan Ganjar Pranowo dalam debat kali ini menunjukkan bahwa isu internasional dan pertahanan keamanan mendapat perhatian besar dari publik. Penampilan dan substansi materi menjadi kunci penting bagi pemilih dalam menentukan pilihan mereka," ungkap Vishnu.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024