Kairo  (ANTARA News) - Ikhwanul Muslimin menekankan pentingnya memelihara kedamaian dalam protes dan tidak terseret ke dalam provokasi pemerintah sementara, kata juru bicara organisasi itu.

Di dalam wawancara dengan Xinhua pada Kamis, Ahmed Aref juga mengatakan kecewa dengan sikap masyarakat internasional.

"Sikap awal yang diumumkan secara global pada Rabu (14/8) tidak sama dengan volume kejahatan kejam (yang terjadi)," katanya. Ia menyebut reaksi internasional sebagai "ogah-ogahan".

Ia menambahkan ada perbedaan antara warga biasa yang turun ke jalan bagi pemilihan dini presiden pada 30 Juni, yang menjadi hak sah, dan kekuatan yang menggulingkan presiden Mohamed Moursi --yang berasal dari Ikhwanul Muslimin.

Sedikitnya 578 korban tewas dan 4.201 cedera telah dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan di Mesir dalam bentrokan di seluruh negeri tersebut antara pendukung Moursi dan pasukan keamanan, setelah pasukan keamanan pada Rabu membubarkan dua aksi-duduk besar pro-Moursi di Kairo dan Giza.

Ikhwanul Muslimin melaporkan jumlah korban jiwa yang jauh lebih banyak. Jejaringnya menyatakan lebih dari 2.600 pemrotes tewas dan lebih dari 10.000 lagi cedera dalam bentrokan itu.

Aref mengatakan mereka yang bertanggung-jawab atas kematian tersebut mesti diseret ke pengadilan internasional.

(Uu.C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013