Bangkok (ANTARA News) - Perusahaan energi terbesar Thailand, PTT Plc, Senin, ikut dalam tender hak pengelolaan cadangan gas alam di Myanmar, bersama perusahaan pesaingnya dari China dan India. "Kami telah menyampaikan keinginan untuk membeli gas dari blok A-1 Myanmar," kata Direktur Eksplorasi dan Produksi PTT, Chitrapongse Kwangsukstith, di Bangkok, Senin. Beberapa negara tetangga juga ikut serta mengambil keuntungan atas sumber daya alam yang berlimpah di Myanmar meskipun saat ini negara tersebut tengah mendapat sorotan internasional perihal penahanan tokoh pro-demokrasi Aung San Suu Kyi. Myanmar, yang berbatasan dengan China dan India, memiliki cadangan gas alam di lepas pantai Arakan. Kedua negara besar Asia itu berupaya mewujudkan adanya perjanjian formal pipanisasi dari blok A-1 ke utara. Koran Myanmar Times, edisi Senin, mengutip sumber pejabat kementerian energi menyatakan bahwa tender pengelolaan gas tersebut kemungkinan akan menjadi tender terbesar. "Saat ini kami belum memutuskan negara mana yang memenangkan tender pengelolaan gas A-1," kata pejabat senior tersebut. Ia menambahkan, mereka memiliki tiga opsi pengembangan blok gas A-1, yaitu menjual gas melalui pipanisasi, membangun kilang gas alam cair (LNG) atau membangun industri berbasis gas di negara itu. China menandatangani perjanjian dengan Myanmar pada November 2005 untuk melakukan studi kelayakan pembangunan pipanisasi dari Pantai Arakan ke provinsi Yunnan. India juga telah mencoba untuk negosiasi perjanjian pembangunan pipanisasi senilai 3 miliar dolar AS dari Myanmar melalui Banglades menuju ke Kolkata, kota di selatan India. Namun upaya itu gagal diwujudkan. Pada Maret tahun ini, Presiden India, Abdul kalam mengunjungi Yangon dan menghasilkan perjanjian untuk melakukan studi mengenai pipanisasi melalui timur laut India atau mengubah gas menjadi LNG untuk diekspor. Sementara Thailand telah mengimpor sekitar satu miliar kaki kubik gas per hari dari cadangan gas di lepas pantai Myanmar lainnya, di Laut Andaman. Chitrapongse menyatakan, negosiasi Thailand untuk blok A-1 akan tergantung dari hasil eksplorasi perusahaan tersebut di Teluk Martaban, dimana mereka memperoleh konsesi 100 persen dari pemerintah Myanmar, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006