Saya sangat mendukung kalau peran Bulog bisa dioptimalkan, sekarang tinggal menunggu apa Bulog siap atau tidak dengan ini,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Suswono menunggu kesiapan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk kembali memegang peran sebagai stabilisator harga pangan di Indonesia.

"Saya sangat mendukung kalau peran Bulog bisa dioptimalkan, sekarang tinggal menunggu apa Bulog siap atau tidak dengan ini," kata Menteri Pertanian (Mentan) Suswono di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, ada sembilan bahan pokok yang perlu dijaga kestabilan harganya sehingga jika ada BUMN penyangga harga pangan seperti Bulog maka hal itu akan mencegah naik turunnya harga pangan secara signifikan.

Menurut Suswono, hal itu juga akan mendorong adanya perlindungan terhadap kepentingan konsumen maupun produsen (petani).

"Karena ada penyangga di situ maka ada perlindungan kepada petani dan konsumen, paling tidak dijamin," katanya.

Namun, ia menyadari Bulog sendiri merupakan badan usaha yang perlu mendapatkan keuntungan dalam operasionalnya.

"Persoalannya Bulog kalau memegang fungsi stabilisasi harga dan harus komersil, akan berat juga. Dulu kan ada semacam bantuan likuiditas kalau sekarang tidak ada jadi akan berat untuk Bulog," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya mempertanyakan kesiapan Bulog untuk memegang fungsi stabilisasi harga karena semakin banyak komoditas pertanian yang disangga oleh BUMN tersebut akan semakin baik dampaknya bagi masyarakat di Tanah Air.

Mentan menyadari di Indonesia belum ada aturan khusus seperti di Malaysia yang memiliki Price Control Act atau UU yang bisa mengontrol harga komoditas pangan sehingga kepentingan produsen dan konsumen terlindungi.

"Model ini ada harga dasar dan `sharing price` sehingga ada perlindungan pada produsen dan konsumen," katanya.

Indonesia sendiri sempat sukses dengan model optimalisasi peran BUMN (Bulog) dalam menstabilkan harga pangan.

"Ini pilihan, kita pernah sukses dengan Bulog di masa lalu, kalau peluang itu dikembalikan lagi seperti dulu akan sangat bagus," katanya.

(H016/Z002)

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013