Jakarta (ANTARA News) - Sembilan nelayan berkewarganegaraan Indonesia akhirnya bebas setelah mengalami penyaderaan di Somalia sejak 4 April 2006 dan saat ini telah siap dipulangkan ke tanah air, demikian diungkapkan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. "Mereka sudah dibebaskan, sembilan orang. Kita sambut baik sudah ada pembebasan, sehingga selebihnya merupakan proses yang lebih administratif saja. Keluarganya sudah kita beri tahu," kata Menlu di Istana Negara, Jakarta, Senin. Hassan mengatakan, pemerintah telah memerintahkan KBRI di wilayah Afrika yang paling dekat dengan Somalia, yaitu Kenya, untuk mengambil berbagai tindakan yang diperlukan untuk proses pemulangan dan berkoordinasi dengan perusahaan asal Korea Selatan pemilik kapal tempat para nelayan RI itu bekerja. Ia belum dapat memastikan apakah kesembilan nelayan Indonesia itu akan terus bekerja di tempat yang sama atau tidak. "Tergantung kepada tenaga kerja kita apakah akan meneruskan kontrak mereka dengan perusahaan tersebut," kata Menlu. Kabar tentang pembebasan sandera di Somalia itu sendiri diterima Pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Juli 2006. Kesembilan warga Indonesia yang bebas itu berasal dari Tegal, Pemalang dan Slawi. Mereka terdiri dari Mulyadi kelahiran 16 Juli 1976, Rianto (lahir 19 Juli 1977), Nurul Iman (14 September 1981), Tarisno (19 September 1980), Wardono (4 Oktober 1980), Muh.Khujer (7 Desember 1973), Canusi (10 Februari 1984), Iswanto (12 Maret 1983), Mursaid (12 Desember 1979). Disandera kelompok bersenjata di perairan Somalia, Afrika, bersama warga Korea Selatan, Cina dan Vietnam, dalam suatu aksi pembajakan kapal penangkap ikan berbendera Korsel `Dong Won 628` di sekitar 200 km perairan Somalia pada 4 April 2006. Kasus penyanderaan yang dialami oleh warga negara Indonesia tersebut bukan yang pertama kalinya terjadi di Somalia. Sebelumnya, yaitu pada 15 Agustus 2005, sekitar 14 warga Indonesia yang bekerja pada kapal milik perusahaan di Taiwan juga disandera oleh sebuah kelompok di Somalia. Keempat belas WNI itu disandera bersama 33 rekan mereka dari negara lain, yaitu 14 warga Cina, 12 Filipina, 4 Vietnam, dan tiga kapten kapal berkebangsaan Taiwan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006