Chicago (ANTARA) - Badan Penerbangan Federa (FAA) Amerika Serikat secara resmi telah menginformasikan Boeing bahwa mereka sedang melakukan investigasi terhadap kendali mutu produsen itu menyusul insiden di Alaska Airlines 1282 saat mengudara pada Jumat (5/1) pekan lalu.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (11/1), FAA mengatakan bahwa investigasi tersebut akan "menentukan apakah Boeing gagal memastikan produk yang telah selesai diproduksi sesuai dengan desain yang telah disetujui dan berada dalam kondisi yang aman untuk dioperasikan sesuai dengan peraturan FAA."

Investigasi itu merupakan buntut dari insiden terlepasnya pintu penumpang tipe "steker" (door plug) pada Boeing Model 737-9 Max dan ketidaksesuaian lainnya, menurut pernyataan itu.

"Praktik manufaktur Boeing harus mematuhi standar keselamatan tinggi yang secara hukum harus mereka penuhi," tulis FAA dalam suratnya kepada Boeing.

"Insiden ini seharusnya tidak pernah terjadi dan tidak boleh terulang kembali," kata FAA, menekankan.

Pintu steker kabin tengah pada Boeing 737 Max 9 yang dioperasikan oleh Alaska Airlines terlepas setelah terjadi penurunan tekanan udara secara tiba-tiba tak lama setelah lepas landas pada Jumat. Akibatnya, sebagian badan pesawat terlontar pada ketinggian 16.000 kaki.

Pesawat tersebut, dengan tujuan Ontario, California, melakukan pendaratan darurat di Portland hanya 20 menit setelah lepas landas.

FAA pada Sabtu (6/1) mengandangkan sementara 171 pesawat 737 Max 9 dengan pintu steker di tingkat internasional sembari menunggu inspeksi.

Dua maskapai AS yang mengoperasikan Boeing 737 Max 9, Alaska Airlines dan United Airlines, kemudian menemukan perangkat keras atau baut yang longgar dalam perakitan pintu steker di pesawat mereka.

Investigasi FAA itu terpisah dari investigasi yang dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS yang secara khusus menyelidiki insiden tersebut, menurut laporan media setempat.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024