Jakarta (ANTARA News) - Lesunya bisnis otomotif pasca kenaikan BBM menyusul kenaikan suku bunga pada 2005 telah menurunkan laba bersih PT Astra International Tbk semester I 2006 sebesar 38,5 persen dibanding semester yang sama tahun lalu. "Laba usaha Astra juga mengalami penurunan sebesar 28,1 persen menjadi Rp2,4 Triliun, sedangkan laba bersih turun signifikan sebesar 38,5 persen menjadi Rp1,9 triliun dibandingkan Rp3,0 triliun semester pertama 2005," kata Presiden Direktur Astra, Michael D Ruslim dalam acara Indonesian Investor Forum, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan perusahaan yang usaha utamanya di bidang otomotif tersebut mengalami penurunan pendapatan bersih hingga 13,2 persen dengan nilai total 25,9 triliun pada semester I tahun ini dibandingkan 29,8 triliun pada periode sama 2005. Semester I 2006, total volume penjualan mobil nasional mencapai 149.634 unit turun sebesar 49,4 persen dibanding semester I 2005. Porsi penjualan produk-produk Astra (Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot dan Nissan Diesel) sebanyak 83.302 unit atau turun sebesar 38,6 persen dibanding periode sama 2005. Meski demikian, pihak Astra mengalami kenaikan pangsa pasar dari 49,9 persen menjadi 55,7 persen karena Astra menawarkan produk-produk baru sekaligus diluncurkan pada awal 2006. Meski berbagai cara promosi gencar dilakukan dan peluncuran produk baru sepeda motor seperti Honda Supra Fit R dan New Mega Pro pada April dan Mei, volume penjualan sepeda motor juga turun sebesar 26,2 persen menjadi 1,81 juta unit. "Sepeda motor Honda mencatat penjualan sebesar 913.547 unit turun 28,9 persen, namun pangsa pasar juga ikut menurun dari 52,3 persen menjadi 50,4 persen," kata Michael. Sementara itu, Sekretaris Perusahaan, Aminuddin mengatakan penurunan volume penjualan kendaraan bermotor tersebut juga mempengaruhi anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang komponen otomotif, PT Astra Otopart Tbk yakni penurunan sebesar 20,4 persen menjadi Rp1,5 triliun pada periode sepanjang semester I 2006. Selain itu, dampak lesunya penjualan kendaraan bermotor juga dialami pula oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan mobil dan sepeda motor, Astra Credit Companies dan PT Federal International Finance (FIF). Tercatat jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh ACC dan FIF menurun sebesar 32,6 persen dari Rp11,7 triliun menjadi Rp7,9 triliun dalam semester I 2006.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006