Alat ini lebih hemat listrik dibandingkan mesin perajang pisang lainnya. Dengan daya 900 Watt sudah bisa dioperasikan
Makassar (ANTARA) - Politeknik Akademik Teknik Industri (ATI) Makassar, Sulawesi Selatan, menciptakan alat perajang pisang yang mampu mengolah pisang 150-200 kg per jam.

Direktur Akademi Teknik Industri Makassar Muhammad Basri, menyerahkan mesin perajang pisang kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Terminal Petta Punggawae, Kabupaten Bone, Sulsel, Jumat.

Mesin ini baru diproduksi sebanyak tujuh unit dan dua unit diserahkan kepada UMKM di Bone.

"Alat ini lebih hemat listrik dibandingkan mesin perajang pisang lainnya. Dengan daya 900 Watt sudah bisa dioperasikan," kata Basri, di sela penyerahan mesin perajang pisang kepada UMKM, yang disaksikan Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin.

Melalui mesin perajang ini, kata Basri, bisa meningkatkan kapasitas produksi lebih baik dan lebih cepat.

Sementara, Pj Gubernur Bahtiar berharap mesin perajang ini bisa diproduksi massal dan dijual ke masyarakat.

"Ini kita berdoa supaya bisa diproduksi massal dan bisa dijual di masyarakat," kata Bahtiar.

Sebelumnya, Pj Gubernur Sulsel juga memuji petani di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, mengembangkan pisang cavendish dengan cara kreatif, melalui tumpang sari tanaman kacang.

"Petani juga pakai tanaman sela, tanaman kacang, saya tanya bermasalah atau tidak nanti, katanya tidak. Wah keren juga itu, memang kalau soal tanam menanam, Sidenreng ini jagonya," puji dia.

Baca juga: LPDP tanda tangani kesepakatan riset pisang senilai Rp84 miliar
Baca juga: Dukung budi daya, Jusuf Kalla dorong ekspor Pisang Cavendish
Baca juga: 500 petani di Sidenreng Rappang membudidayakan pisang cavendish

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024