Kami targetkan tiga bulan. Januari, Februari, dan Maret, ini bisa tuntas
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan tiga bulan dalam melaksanakan penanganan penyebaran wabah virus rabies di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam acara daring Kaleidoskop BNPB diikuti daring di Jakarta, Jumat, mengatakan pihaknya telah membentuk satuan tugas (Satgas) Rabies pada akhir 2023.

"Kami targetkan tiga bulan. Januari, Februari, dan Maret, ini bisa tuntas. Jadi bukan orangnya yang diatasi, yang digigit, tetapi binatangnya yang divaksin," katanya.

Suharyanto mengatakan penyuntikan vaksin rabies akan dilakukan pada anjing yang sehat. Dia mengungkap, di dua kabupaten di NTT, 12 orang telah menjadi korban gigitan anjing terinfeksi rabies.

"Sehingga BNPB diperintah untuk menangani, mungkin karena BNPB punya pengalaman menangani COVID-19, menangani penyakit mulut dan kuku, dan Alhamdulillah itu bisa diatasi," kata Suharyanto.

Ia mengatakan dalam target tiga bulan tersebut dapat diperpanjang menjadi enam bulan apabila dirasa kurang cukup menekan penyebaran rabies.

Antisipasi pengendalian rabies telah dilakukan pada awal 2024 di NTT.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan dan Pencatatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat sampai dengan Oktober 2023 anak usia di bawah 15 tahun paling banyak menjadi korban gigitan anjing rabies yang berujung kepada kematian.

“Dari 29 orang yang meninggal akibat gigitan anjing, 17 orang adalah anak-anak dan sisanya adalah orang dewasa,” kata Kepala Dinas Kesehatan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat.

Dia menjelaskan anak-anak yang meninggal dunia usianya berkisar dari 3,5 tahun sampai 10 tahun dan juga 15 tahun.

Baca juga: Dinkes NTT sebut anak-anak mendominasi meninggal dunia akibat rabies
Baca juga: BNPB bersiap bentuk Satgas tangani darurat rabies
Baca juga: Menko PMK targetkan vaksinasi rabies di NTT capai 70 persen

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024