Beijing (ANTARA) - Perwakilan militer Myanmar dan tiga kelompok etnis bersenjata di Myanmar utara telah mencapai kesepakatan gencatan senjata, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, Jumat (12/1).

Kesepakatan itu dicapai dalam pembicaraan damai yang dimediasi oleh China di Kunming, Provinsi Yunnan, China, pada Rabu dan Kamis.

​​​​​​Ketiga kelompok etnis bersenjata itu adalah Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar, Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang, dan Tentara Arakan.

Kedua belah pihak sepakat untuk segera mengimplementasikan gencatan senjata, di mana personel militer akan menarik diri dan kedua pihak akan menangani perselisihan dan masalah yang relevan melalui negosiasi damai, kata Mao.

Dia mengatakan bahwa kedua pihak berjanji untuk tidak mengganggu keamanan warga China yang tinggal di daerah perbatasan dan proyek-proyek serta personel China di Myanmar.

Kedua pihak telah melakukan konsultasi mengenai pengaturan gencatan senjata dan hal-hal lain, imbuhnya.

"Mempertahankan momentum gencatan senjata dan perundingan damai di Myanmar utara merupakan kepentingan semua pihak di Myanmar, dan kondusif untuk menjaga wilayah perbatasan China-Myanmar agar tetap damai dan stabil," kata Mao.

Dia menambahkan bahwa China berharap pihak-pihak terkait di Myanmar akan dengan sungguh-sungguh mengimplementasikan kesepakatan gencatan senjata yang telah dicapai.

Mereka juha diharapkan untuk menahan diri semaksimal mungkin, terus menangani isu-isu tersebut melalui dialog dan konsultasi, dan bersama-sama mengupayakan kemajuan dalam proses perdamaian di Myanmar utara.

"China siap untuk terus memberikan dukungan dan bantuan dengan kemampuan terbaik kami dan memainkan peran konstruktif untuk tujuan ini," kata Mao.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024