Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyarankan agar pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dapat melakukan diskusi lintas instansi terkait seperti PVMBG, Badan Geologi, BMKG dan lainnya, untuk merelokasi warga terdampak longsor.

Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Sabtu, menyebutkan Pemkab Banjarnegara sudah menyediakan lahan yang rencananya akan digunakan sebagai hunian sementara (huntara) di lokasi yang dinilai aman dan tidak jauh dari lokasi tanah yang terdampak longsor.

Jika ditarik garis lurus, lokasinya berada sekitar 300 meter di atas lahan lapang. Rencana awal, pembangunan huntara itu dikhususkan untuk sembilan rumah terdampak hingga pembangunan huntap selesai dikerjakan.

Kedepannya belum diputuskan apakah lokasi pembangunan hunian tetap (huntap) akan dibangun di lokasi huntara atau di lokasi lain.

Baca juga: BNPB serahkan dukungan penanganan bencana tanah longsor Banjarnegara

Baca juga: 45 keluarga mengungsi akibat longsor di Banjarnegara


“Kami merekomendasikan agar pihak Pemkab berdiskusi dengan PVMBG, Badan Geologi, BMKG dan yang lainnya terkait pemilihan lokasi yang aman,” ujar Lilik.

Terkait pembangunannya, Lilik mengatakan bahwa sembilan rumah huntara akan dibiayai menggunakan APBD setempat. Namun Lilik tetap berpesan agar struktur bangunannya dibangun dengan memperhatikan aspek kekuatan terhadap potensi gempa bumi maupun potensi bencana yang lainnya.

“Saya lihat pemda sudah mandiri. Namun tetap disarankan harus mengikuti bangunan tahan gempa dan bencana. Harus kuat harus proses standar sesuai yang direkomendasikan,” kata Lilik.

Secara umum berdasarkan hasil kaji cepat sementara, wilayah terdampak tanah longsor ini mencakup enam kecamatan yang meliputi Banjar Mangu, Bulan, Pagentan, Wanayasa, Pandan Arum dan Susukan.

Kecamatan Banjar Mangu menjadi lokasi terdampak dengan kerusakan yang dialami  yaitu delapan rumah dengan kondisi rusak berat, dua rumah rusak sedang dan satu rumah rusak ringan.

Area tersebut berada di dekat wilayah yang pernah mengalami kejadian tanah longsor pada 2014 silam. Pada peristiwa itu seratus lebih warga menjadi korban.

Lilik menyempatkan untuk meninjau ke lokasi terdampak bencana tanah longsor di Desa Sipedang. Di lokasi itu ia turut menyerahkan bantuan logistik kepada masyarakat terdampak termasuk pengungsi sebanyak 18 KK atau 62 jiwa.

Adapun dukungan logistik dan peralatan yang diserahkan meliputi tenda keluarga 4x4 50 set, sembako 200 paket, makanan siap saji 200 paket, terpal 200 lembar, hygine kit 200 paket, selimut 200 lembar, matras 200 lembar, valtbed 100 unit, genset 2 unit, dan alkon/sedot air 2 unit.

Penyerahan dukungan itu dilakukan secara simbolis oleh Deputi logpal BNPB kepada Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjarnegara.

Baca juga: BPBD Banjarnegara siapkan langkah antisipasi bencana longsor

Baca juga: BPBD Banjarnegara: Hujan lebat akibatkan longsor di 24 lokasi

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024