Dalam satu tahun bisa minimal lima kali panen bahkan bisa jadi tujuh kali panen.
Bandung (ANTARA) -
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin optimistis budi daya padi teknologi Salibu dapat meningkatkan produktivitas padi sekaligus menjaga ketahanan pangan.

Pasalnya, kata Bey, budi daya padi dengan teknologi Salibu membuat penanaman lebih efisien dan menambah jumlah panen dalam satu tahun.

"Dalam satu tahun bisa minimal lima kali panen bahkan bisa jadi tujuh kali panen," kata Bey saat Panen Padi Salibu di Laboratorium Pokja Agraria Gerakan Pilihan Sunda, Kabupaten Bandung, Sabtu.

Menurut Bey, ada beberapa kelebihan lain dari budi daya padi teknologi Salibu, seperti mengurangi biaya produksi, umur panen lebih cepat, dan hasil panen yang besar.

"Pertama, biaya menurun hampir 40 persen tapi produksi meningkat. Jadi bayangkan, kalau lima kali saja, satu kali panen tujuh ton berarti kan lima kali tujuh sudah menghasilkan 35 ton," ujarnya pula.

Dia menerangkan hal tersebut lebih baik dibandingkan kalau dengan cara yang konvensional, paling banyak tiga kali panen dalam satu tahun, dengan satu kali panen sekitar lima sampai enam ton.

"Belum lagi biayanya juga lebih mahal. Karena setiap panen mesti ada proses lagi untuk penanaman dan sebagainya. Kalau ini (Salibu) setelah panen, sudah tinggal ditanam saja," katanya lagi.

Karena itu, Bey mendorong Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) setempat untuk memperluas penerapan budi daya padi teknologi Salibu, termasuk mensosialisasikannya kepada penyuluh.

Bey menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar melalui DTPH Jabar terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan budi daya padi teknologi Salibu dapat menjadi salah satu upayanya.

"Nanti Bapak Kadis (DTPH) akan melakukan sosialisasi atau semacam pelatihan kepada penyuluh," katanya pula.

Budi daya padi Salibu adalah salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas/peningkatan produksi. 

Padi Salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunas akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah. Tunas ini akan mengeluarkan akar baru, sehingga suplai hara tidak lagi tergantung pada batang lama. Tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya lebih tinggi dibandingkan tanaman pertama (ibunya). 
Baca juga: Petani Sungayang kembangkan padi Salibu

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024