Sentimen negatif terus mengiringi laju rupiah menyusul rencana The Fed akan mengurangi stimulus keuangannya,"
Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah melanjutkan pelemahan sebesar 245 poin terhadap dolar AS, Selasa sore, seiring dengan masih kuatnya ekspektasi pelaku pasar bahwa bank sentral AS (the Fed) akan mengurangi stimulus keuangannya.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah sebesar 245 poin menjadi Rp10.730 dibanding sebelumnya di posisi Rp10.485 per dolar AS.

"Sentimen negatif terus mengiringi laju rupiah menyusul rencana The Fed akan mengurangi stimulus keuangannya," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Ia menambahkan spekulasi pelaku pasar keuangan itu mendorong apresiasi nilai tukar dolar AS terhadap mata uang di dunia.

Di sisi lain, lanjut dia, belum adanya langkah strategis dari pemerintah untuk meredam gejolak di pasar keuangan domestik, sehingga kondisi itu membuat pelaku pasar lebih agresif dalam melepas rupiah.

Selain itu, Reza mengatakan asumsi-asumsi makro yang disampaikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dinilai tidak sesuai dengan kondisi riil.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan pasar rupiah merespon negatif data neraca pembayaran Indonesia. Pasar keuangan Asia dalam jangka pendek akan memasuki kisaran yang sangat rawan.

"Selain itu, tekanan dari eksternal juga berlanjut sehingga rupiah akan cenderung terus tertekan," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp10.504 dibanding sebelumnya di posisi Rp10.451 per dolar AS.
(KR-ZMF/N002)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013