Jambi (ANTARA) - Lima kabupaten dan kota di Provinsi Jambi telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor atau hidrometeorologi dan kini pemerintah provinsi masih menunggu laporan dari daerah lainnya, kata Sekretaris daerah provinsi (Sekdaprov) Jambi Sudirman.

"Jadi sebetulnya untuk laporan resmi yang sudah kami terima baru terdapat lima kabupaten/kota yang telah menetapkan status tanggap darurat mulai dari Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, kabupaten Tebo, Batanghari dan Merangin," katanya di Jambi Selasa  .

Pemerintah Provinsi Jambi juga telah mengimbau kepada seluruh kabupaten dan kota melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masing-masing untuk segera memberikan informasi lebih lanjut ketika situasi sudah terdampak banjir, agar segera menetapkan status tanggap darurat.

Ia menambahkan karena nantinya setelah ada penetapan status tanggap darurat, pemerintah provinsi akan melakukan intervensi dan kemudian memberikan bantuan dari pemerintah pusat serta untuk penanganan tahap awal yang dilakukan BPBD di daerah masing-masing nantinya tetap berkoordinasi dengan pemerintah provinsi.

Baca juga: Satgas: Lebih dari seratus desa di Kerinci terdampak banjir-longsor

Baca juga: Banjir di Jambi tewaskan satu orang


Pemerintah provinsi juga akan turun tangan dalam memberikan bantuan yang wajib diberikan kepada kabupaten da kota yang telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan longsor dimana bantuan yang diberikan nantinya berupa selimut, tenda, makanan, minuman serta segala macam keperluan yang diperlukan termasuk dengan biaya operasional sebesar Rp250 juta per kabupaten/kota yang segera didistribusikan.

Sementara itu BPBD Provinsi Jambi mengeluarkan data bencana banjir di kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, yakni untuk Kabupaten Kerinci ada 14 kecamatan yang terdampak banjir dan sembilan kecamatan yang kena dampak longsor dengan rincian 4.485 rumah rusak, 6.668 kepala keluarga atau 19.634 jiwa terdampak bencana banjir dan longsor dengan 49 fasilitas pendidikan rusak, 657,3 ha lahan pertanian rusak, lima fasilitas kesehatan rusak dan 19 unit jembatan di delapan lokasi rusak.

Sedangkan di Kota Sungai Penuh ada tujuh kecamatan yang kena banjir, yakni sebanyak  6.015 rumah rusak, 7.520 KK atau 23.239 jiwa terdampak banjir dan longsor, 91 unit fasilitas pendidikan rusak, 1.139 ha lahan pertanian rusak, 21 unit rumah ibadah rusak, dua unit fasilitas kesehatan rusak, kemudian di Kabupaten Bungo ada 16 kecamatan yang kena banjir dan satu kecamatan longsor dengan rincian 21.523 KK atau 83.666 jiwa mengungsi, 19 unit fasilitas pendidikan rusak, 564,4 ha lahan pertanian rusak dan satu jembatan gantung rusak.

Kemudian di Kabupaten Tebo terdapat sembilan kecamatan terdampak banjir yang terdiri atas 13,870 KK atau 44.692 jiwa yang terdampak banjir, 61 unit fasilitas pendidikan rusak, 210 ha lahan pertanian rusak dan 30 unit fasilitas kesehatan rusak, di Kabupaten Batanghari dilaporkan ada delapan kecamatan kena banjir yang terdiri atas 14.081 KK atau 32.874 jiwa yang terdampak banjir.

Sementara itu di Kabupaten Muarojambi ada enam kecamatan yang terdampak banjir, Sarolangun ada lima kecamatan terdampak banjir dengan lima unit jembatan rusak dan jalan ada tiga lokasi yang juga rusak, kemudian di Kabupaten Merangin dilaporkan ada 10 kecamatan yang kena banjir dan Kota Jambi ada delapan kecamatan yang banjir dengan rincian 83 unit rumah rusak dan 90 KK atau 341 jiwa yang terdampak banjir.

Baca juga: Empat daerah di Jambi berstatus tanggap darurat bencana banjir

Baca juga: Banjir masih landa desa di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024