Ambon (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Ambon melakukan penundaan keberangkatan dua kapal untuk mengantisipasi bahaya gelombang tinggi pada sejumlah perairan di Maluku.

"Senin seharusnya ada Kapal Pangrango dan hari ini ada Sabuk 106 berangkat tapi di tunda sampai besok," kata Kepala Operasi (Kaops) PT Pelni Cabang Ambon, Muhammad Assegaf di Ambon, Selasa.

Menurut dia, keputusan itu diambil setelah berkoordinasi dengan nakhoda kapal yang bersangkutan dan menindaklanjuti peringatan gelombang tinggi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maluku.

"Kami koordinasikan dengan nakhoda kapal apa berani berangkat dengan cuaca seperti yang disampaikan BMKG atau tidak. Kalau ragu kita tunda keberangkatan demi keselamatan dengan berkoordinasi dengan pihak KSOP sebagai otoritas," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya juga telah melaporkan ke Pelni pusat terkait penundaan tersebut untuk mendata penumpang yang telah terlanjur membeli tiket sebelumnya.

"Tetap kami umumkan kepada para calon penumpang agar tak terjadi kesalahpahaman," tuturnya.

Ia mengatakan hal itu dilakukan untuk mengutamakan keselamatan penumpang agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan.

BMKG Maluku  telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi yang berpotensi terjadi pada 16 titik perairan di wilayah Maluku.

Ke-16 titik perairan itu yakni perairan Seram Barat, Seram Timur, Laut Ambon, perairan Buru, laut selatan Pulau Seram, Laut Banda Utara bagian barat, Laut Banda Utara timur, Banda selatan barat, Banda selatan timur.

Kemudian Kepulauan Sermata-Leti, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru Bagian Barat, Laut Arafuru Bagian tengah, Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru.

Menurut BMKG gelombang yang terjadi berisiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran mulai dari perahu nelayan dan kapal tongkang yang berisiko jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dengan gelombang lebih dari 1,25 meter.

Selanjutnya kapal Ferry yang berisiko jika kecepatan angin lebih dari 21 knot dengan gelombang lebih dari 2,5 meter dan kapal kargo atau pesiar jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dengan gelombang lebih dari empat meter.

Diprediksi, kondisi cuaca buruk disertai gelombang tinggi tersebut akan berlangsung hingga 17 Januari 2024.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024