Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera melakukan penataan lanjutan objek wisata "Giong Siu" (ayunan seribu) untuk meningkatkan kualitas lingkungan sehingga mampu menarik lebih banyak lagi pengunjung.

Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram  Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa, mengatakan, tahun 2024 ini sudah ada alokasi anggaran yang disiapkan Pemkot Mataram untuk penataan fasilitas di Giong Siu.

"Untuk besaran alokasi anggarannya, saya lupa rinciannya. Tapi salah satu fasilitas yang akan ditambah adalah toilet karena tidak terakomodasi pada tahap penataan sebelumnya, serta fasilitas pendukung lainnya," katanya.

Menurutnya, penataan di setiap ruang terbuka hijau (RTH) atau objek wisata di Kota Mataram dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, luas lahan dan skala prioritas karena keterbatasan anggaran daerah.

"Untuk melakukan penataan RTH atau destinasi wisata, kita lihat skala prioritas dulu agar penataan bisa optimal. Penataan kita bagi rata dan tidak ada kesan "dianaktirikan'," katanya.

Hal tersebut disampaikan menanggapi pernyataan salah satu anggota DPRD Kota Mataram, yang menyebutkan penataan objek wisata "Giong Siu" terkesan "dianaktirikan".

Denny membantah, jika Pemkot Mataram tembang pilih dalam menata RTH yang ada. Menurutnya, penataan di "Giong Siu" sudah dilakukan dengan membangun lapak PKL dan penyiapan fasilitas seperti ayunan dan tenda yang bisa di sewa oleh pengunjung.

Selain itu, Dispar juga sudah membangun lapak pedagang kaki lima (PKL) dan pedestrian agar kawasan tersebut bisa lebih nyaman dikunjungi.

"Jadi program kita bagi semua dan tergantung prioritas untuk kita bagi seadil-adilnya," katanya.

Sementara terkait dengan lahan parkir yang dikeluhkan pengunjung, Denny mengatakan, belum melakukan penataan sebab lahan parkir baru selesai pembebasan sehingga belum bisa ditata.

"Kita belum bisa mengerjakan sesuatu kalau masih punya orang lain. Jadi setelah pembebasan lahan parkir, baru kita susun lagi rencana ke depan apakah akan di paving blok atau rabat," katanya.

Lebih jauh Denny mengatakan, dalam penataan objek wisata "Giong Siu" saat ini lebih mengedepankan wisata alam dengan konsep bumi perkemahan (camping ground), sebab areal tersebut merupakan hutan kota.

Karena itulah, berbagai penataan sarana pendukung di kawasan itu tidak boleh terlalu banyak bangunan permanen. "Kalau kita banyak membangun fasilitas permanen, maka fungsi hutan kota akan hilang," katanya.

Oleh karena itu, tambahnya, fasilitas pendukung yang akan ditambah untuk wahana bermain anak adalah memperbanyak "giong" atau ayunan sesuai namanya.

"Saat ini Dispar sudah memasang 25 unit ayunan dan menyiapkan 25 unit tenda untuk warga yang ingin 'camping ground' yang dikelola Pokdarwis setempat," katanya.


 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024