Nilai hibahnya Rp41,8 miliar untuk program 2019 sampai 2024 artinya sudah dijalankan, tinggal satu tahun lagi
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Pemerintah Timor Leste yang didukung oleh Food and Agriculture Organization (FAO) melakukan kolaborasi Program Aksi Strategis Indonesian Seas Large Marine Ecosystem (SAP ISLME) untuk menjaga kelestarian sumber daya laut secara berkelanjutan.

SAP ISLME merupakan kerja sama lanjutan yang sebelumnya mendapatkan hibah sebesar Rp41,8 miliar untuk periode 2019 hingga 2024 guna memfasilitasi penerapan pendekatan ekosistem untuk pengelolaan perikanan dan pesisir di wilayah Indonesia dan Timor Leste.

"Nilai hibahnya Rp41,8 miliar untuk program 2019 sampai 2024 artinya sudah dijalankan, tinggal satu tahun lagi," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat ditemui usia penandatanganan Dokumen Strategic Action Programme dari Hibah GEF-5 antara FAO & KKP di Jakarta, Selasa.

Wilayah Indonesia dan Timor Leste yang dimaksud termasuk dalam kawasan Indonesian Seas Large Marine Ecosystem (ISLME). Kawasan ISLME merupakan satu dari 66 kawasan Large Marine Ecosystem di dunia yang terletak di pertemuan antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Kawasan ini meliputi batas administratif 2 negara, yakni Indonesia dan Timor Leste dan mencakup sekitar 2,3 juta km², dengan 98 persen berada dalam perairan teritorial Indonesia, dan sekitar 2 persen terletak di perairan teritorial Timor Leste.

Menurut Trenggono, kerja sama itu sejalan dengan tujuan program prioritas ekonomi biru KKP yakni menjaga kelestarian ekosistem dan sumber daya laut.

"Hibah ini salah satu tujuannya untuk mendukung penangkapan ikan terukur. Banyak yang dilakukan, fokusnya adalah bagaimana kita menjaga populasi perikanan tetap baik dan ekologi terjaga," ujar Trenggono.

Dokumen SAP berfokus pada upaya mempertahankan kelestarian perikanan, memulihkan biodiversitas habitat laut, menekan polusi laut, melestarikan spesies Endangered, Threatened and Protected (ETP) dan berbagai spesies kelautan penting lainnya, serta, penanganan berbagai dampak perubahan iklim.

State Secretary of Fisheries Timor Leste, Domingos da Conceicao dos Santos mengatakan SAP ISLME adalah kesempatan baik bagi Timor Leste untuk mendorong perikanan, budi daya dan pengelolaan habitat-habitat laut secara berkelanjutan.

“SAP juga memberi banyak kesempatan untuk bekerja sama erat dengan Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal mengungkapkan penandatangan dokumen SAP sebagai langkah nyata dalam mewujudkan pemanfaatan sumber daya laut berkelanjutan.

“Dengan penandatanganan SAP, berbagai upaya kelestarian dapat berlanjut dan memungkinkan kedua negara untuk menikmati banyak aspek dari kekayaan potensi keragaman sumber daya kelautan, perikanan dan pantai di kawasan ini untuk membangun kemakmuran jangka panjang dan mendorong Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan),” kata Rajendra.


Baca juga: KKP jalankan lima strategi untuk jaga populasi perikanan
Baca juga: Antropolog Unand: Kearifan lokal kunci utama menjaga ekosistem laut
Baca juga: Ikhtiar menjaga ekosistem pesisir untuk kemandirian maritim

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024