Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Aceh memproduksi sebanyak tujuh ton benih padi varietas mekongga pada tahun lalu.

"Tahun 2023 BSIP Aceh memproduksi benih sumber padi kelas BP/SS, varietas mekongga sebanyak tujuh ton," kata Pengawas Mutu Hasil Pertanian Penanggungjawab UPBS BSIP Aceh, Asis MP, di Banda Aceh, Selasa.

Sebagai informasi, jumlah produksi tujuh ton benih padi varietas mekongga BSIP Aceh tersebut telah sesuai target yang direncanakan sejak awal tahun lalu.

Ia menjelaskan, hasil pembenihan padi varietas mekongga tersebut diproduksi dari lahan tiga hektare (ha) di wilayah Desa Aneuk Glee, Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.

Ia mengatakan, untuk benih hasil produksi tahun ini belum dibagikan kepada pengguna dalam hal ini petani, karena baru selesai dilakukan sertifikasi pada Desember 2023.

Terkait penyebaran benih, lanjut Asis, mekanismenya bisa melalui penjualan untuk PNBP (penerimaan negara bukan pajak), atau diseminasi (bantuan) kepada petani penangkar benih padi melalui permohonan benih.

"Betul (bisa diberikan kepada petani), melalui kelompok tani, dan atas sepengetahuan balai penyuluhan (BPP)," ujarnya.

Ia menuturkan, produksi benih oleh BSIP Aceh 2023 menurun jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Pada 2022 mencapai 32 ton dengan rincian benih dasar (FS) lima ton, benih pokok (SS) lima ton dan benih sebar (ES) 22 ton dari luas tanam 10 hektare.

Penurunan produksi benih ini karena memang targetnya rendah. Selain itu juga karena BSIP lebih terfokus pada benih sumber untuk tanaman pangan (padi).

"Target produksi juga sesuai dengan besaran anggaran yang tersedia. Dan untuk tahun 2024 ini sudah direncanakan padi 25 ton dan jagung enam ton, tetapi belum tahap pelaksanaan," demikian Asis.

Baca juga: BSIP Aceh menargetkan produksi 7 ton benih padi terstandar
Baca juga: BPS catat ekspor Aceh capai 609,3 juta dolar AS selama 2023
Baca juga: Presiden perintahkan promosi wisata sekitar Aceh-Sumut jelang PON 2024

 

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024