Untuk Rapat Dewan Gubernur BI bulan ini, kami memperkirakan BI-Rate akan tetap dipertahankan di level 6 persen, karena dari sisi inflasi masih terkendali
Jakarta (ANTARA) -
Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 6 persen.
 
"Untuk Rapat Dewan Gubernur BI bulan ini, kami memperkirakan BI-Rate akan tetap dipertahankan di level 6 persen, karena dari sisi inflasi masih terkendali," kata Reny kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
 
Ia menuturkan inflasi tetap terjaga meskipun masih ada tekanan eksternal terkait suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed Funds Rate) yang bertahan tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2023 terjaga dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi IHK pada Desember 2023 tercatat rendah sebesar 0,41 persen month to month (mtm) sehingga inflasi IHK 2023 menjadi 2,61 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
 
Selain itu, Reny mengatakan stabilitas nilai tukar rupiah juga masih terjaga dan instrumen pro-market dari BI masih terus dilanjutkan untuk pendalaman pasar, menjaga stabilitas keuangan, dan menarik aliran modal asing masuk (capital inflow).
 
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Desember 2023 mempertahankan suku bunga acuannya atau BI-Rate sebesar 6 persen.
 
Suku bunga deposit facility dipertahankan sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.
 
"Keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Desember 2023 di Jakarta, Kamis (21/12).
 
Keputusan tersebut mendukung langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada tahun 2024.
 
Sementara itu kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024