Kami sudah mengajukan ke pemerintah pusat anggaran belanja tak terduga senilai Rp1,5 miliar untuk mengganti benih milik petani
Kupang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan siap mengganti rugi benih milik petani baik jagung dan padi yang mati akibat kekeringan dampak dari krisis El Nino yang terjadi di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Kami sudah mengajukan ke pemerintah pusat anggaran belanja tak terduga senilai Rp1,5 miliar untuk mengganti benih milik petani," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Lecky Koli di Kupang, Rabu.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya dari pemerintah daerah NTT dalam mengantisipasi terjadinya krisis El Nino yang berdampak pada musim tanam para petani di daerah itu.

Lecky mengatakan bahwa ganti rugi itu dilakukan karena beberapa petani di NTT sudah mulai menanam pada Oktober 2023, sesuai dengan jadwal musim tanam tahun-tahun sebelumnya.

Setelah tanam, petani berharap agar hujan bisa mulai turun pada November hingga Desember namun akibat El Nino musim hujan puncaknya sesuai prediksi BMKG akan terjadi pada Februari mendatang.

"Hal ini membuat banyak bibit padi dan jagung yang sudah ditanam akhirnya mati karena kekurangan air," ujar dia.

Dia juga mengatakan bahwa saat ini sebagian petani sudah mulai menanam karena ada pergeseran musim tanam dari semua Oktober 2023 menjadi Januari 2024.

Karena itu, ujar dia, sejumlah benih dari baik padi dan jagung yang sudah didistribusikan oleh sejumlah kabupaten kepada para petani hendaknya sudah bisa dimanfaatkan untuk ditanam pada masa tanam Januari hingga Februari 2024 ini.

Selain yang sedang diusulkan untuk ganti rugi, Lecky mengatakan Dinas Pertanian juga masih memiliki benih padi dan jumlahnya kurang lebih 20 ribu ton.

Jumlah tersebut terdiri dari 15 ribu ton padi hibrida dan 5 ribu lagi adalah padi biofortifikasi yang mana untuk penanganan stunting atau kekerdilan. Sementara itu untuk benih jagung pihaknya menyiapkan 30 ribu ton

"Jumlah tersebut akan ditanam di 155 ribu hektare lahan dari luas lahan 214 ribu hektare untuk benih padi, sementara jagung targetnya di atas lahan seluas 102 ribu hektare," ujar dia.

Dia juga mengimbau agar selain tanaman padi dan jagung yang ditanam. untuk lahan-lahan sisa para petani bisa menanam tanaman palawija yang berumur pendek sebagai bagian dari pengganti jika tanaman berumur panjang gagal panen di tengah krisis El Nino.

Baca juga: Dinas Pertanian imbau petani NTT harus mulai menanam

Baca juga: BI NTT dukung produksi pangan strategis lewat digital farming

Baca juga: Petrokimia Gresik edukasi pemupukan berimbang bagi petani di Ende NTT

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024