Pertumbuhan penyaluran pembiayaan BRI Finance didominasi oleh pembiayaan konsumer....
Jakarta (ANTARA) - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam penyaluran pembiayaan (total disbursement) di penghujung tahun lalu sebesar Rp6 triliun pada Desember 2023 atau bertumbuh lebih dari 8 persen secara year on year (yoy).

“Pertumbuhan penyaluran pembiayaan BRI Finance didominasi oleh pembiayaan konsumer yang merupakan fokus pembiayaan tahun 2023, dengan capaian lebih dari 60 persen dari total penyaluran pembiayaan. Pembiayaan untuk mobil baru tetap menduduki porsi terbesar dalam penyaluran BRI Finance sepanjang tahun 2023 dengan total Rp2,2 triliun atau sekitar 65 persen dari portofolio pembiayaan,” kata Direktur Operasional BRI Finance Willy Halim Sugiardi dalam keterangan resmi, di Jakarta, Rabu.

Selain itu, pada tahun 2023, BRI Finance berhasil membukukan aset tertinggi sepanjang 40 Tahun BRI Finance berdiri, yaitu lebih dari Rp9 triliun atau tumbuh 23,5 persen. Pada tahun 2024, pihaknya meyakini aset BRI Finance akan melampaui Rp10 triliun

BRI Finance turut menjaga Rasio Non-Performing Financing (NPF) di level yang baik, yakni 1,7 persen. “Hal ini menunjukkan komitmen kami untuk tetap terus menjaga kualitas aset pembiayaan. Kami berkomitmen akan terus berkembang di tengah dinamika pasar dan akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Willy.

Dia menyatakan bahwa pertumbuhan positif BRI Finance di tahun 2023 memberikan optimisme bagi perusahaan untuk mencapai target pertumbuhan pembiayaan baru sekitar lebih dari 20 persen pada tahun 2024.

Fokus strategi tetap pada segmen konsumer sebagai katalisator utama pencapaian target tersebut, dan akan mengarahkan perhatian terhadap dua segmen potensial, yaitu pembiayaan mobil bekas dan fasilitas dana. Kedua segmen itu diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan (yield) perusahaan, serta mengokohkan posisi BRI Finance sebagai pelaku utama di industri pembiayaan.

Pada tahun ini, BRI Finance juga berencana memperoleh sumber dana terbesar dari perbankan, serta mempertimbangkan pendanaan dari pasar modal dengan memantau kondisi pasar dan pergerakan suku bunga. Sinergi dengan perusahaan induk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, melalui Joint Financing, tetap menjadi salah satu strategi penting dalam pendanaan.

Meskipun tahun 2024 akan dipengaruhi oleh berbagai hal terkait dengan pemilihan umum (pemilu), katanya pula, BRI Finance percaya diri terhadap pertumbuhan yang terus berlanjut.

“Rasio NPF per Desember 2023 tetap baik, yaitu di bawah 2 persen, (yang berarti) menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjaga kualitas aset,” ujar dia.

Selain pemilu, perusahaan dihadapkan pada tantangan lain, seperti aturan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni Peraturan OJK 22 Tahun 2023 yang menitikberatkan pada perlindungan konsumen, sehingga akan berpengaruh terhadap perubahan perilaku customer, cyber risk dan implementasi ESG (environmental, social, and corporate governance).

“Dalam menghadapi dinamika pemilu, kami tetap optimis bahwa pertumbuhan bisnis kami akan berlanjut, didorong oleh strategi fokus pada pembiayaan konsumer, optimalisasi sumber daya, dan pemanfaatan peluang di segmen electric car dan high yield. Kami tetap berkomitmen untuk mempertahankan standar kualitas aset yang tinggi serta menjawab perubahan regulasi dengan inovasi yang berkelanjutan. Bersama-sama, kami percaya dapat mencapai kesuksesan yang lebih besar di tahun 2024,” kata Direktur Operasional BRI Finance itu pula.
Baca juga: Laba BRI Finance naik 45,4 persen jadi Rp51,26 miliar di semester I
Baca juga: BRI Finance incar pembiayaan baru tumbuh 20 persen di 2024


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024