Davos (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (17/1) kembali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza dan menekankan pentingnya solusi dua negara untuk masalah Palestina-Israel.

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, Guterres mengatakan, "Dunia hanya diam ketika warga sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak, terbunuh, terluka, dibombardir, dipaksa meninggalkan rumah mereka, dan tidak diberikan akses ke bantuan kemanusiaan."

"Saya mengulangi seruan saya untuk gencatan senjata kemanusiaan secepatnya di Gaza, dan proses yang menghasilkan perdamaian yang berkelanjutan bagi warga Israel dan Palestina, berdasarkan solusi dua negara," katanya.

"Ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan penderitaan dan mencegah dampak limpahan (spillover) yang dapat membakar seluruh kawasan ini."
 
Dalam pidatonya, Sekjen PBB itu juga meminta para pemimpin dunia untuk mengatasi ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang tidak terkendali.

Dia menjelaskan bahwa 2023 merupakan tahun terpanas yang pernah dicatat dengan kekeringan, banjir, dan bencana alam lainnya melanda berbagai negara dan komunitas.

Guterres mengatakan "penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap sangat penting dan tidak dapat dihindari" dan "kita harus bertindak sekarang untuk memastikan transisi yang adil dan merata ke energi terbarukan."

Dia juga menyerukan upaya sistematis untuk meningkatkan akses ke AI dan menjembatani kesenjangan digital sehingga negara-negara berkembang juga dapat memperoleh manfaat dari potensi teknologi tersebut yang sangat besar.

Guterres memperingatkan akan risiko yang ditimbulkan oleh AI terhadap hak asasi manusia, privasi pribadi, dan masyarakat.

Dia mendesak pemerintah untuk bekerja sama dengan perusahaan teknologi dalam manajemen risiko pengembangan AI serta mengimbau sektor swasta untuk bergabung dalam upaya berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan model tata kelola yang "berjejaring dan adaptif" untuk AI.
 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024